Home Internasional Perancis: Kepala ISIS Adnan Abu Walid al-Sahrawi di Sahara Terbunuh

Perancis: Kepala ISIS Adnan Abu Walid al-Sahrawi di Sahara Terbunuh

Paris, Gatra.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan kematian pemimpin ISIS di Sahara Besar pada Rabu malam.

Associated Press melaporkan Kamis (16/9), Macron menyebut terbunuhnya Adnan Abu Walid al-Sahrawi sebagai "keberhasilan besar" bagi militer Perancis, setelah lebih dari delapan tahun memerangi ekstremis itu di Sahel, wilayah Nigeria.

Macron dalam ciutannya menyebut bahwa al-Sahrawi “disteerilisasi oleh pasukan Perancis” meski tidak memberikan rincian lebih lanjut. Tidak disebutkan di mana al-Sahrawi terbunuh, meskipun kelompok ISIS masih aktif di sepanjang perbatasan antara Mali dan Nigera.

"Bangsa ini, malam ini memikirkan semua pahlawannya yang tewas untuk Prancis di Sahel dalam operasi Serval dan Barkhane, keluarga yang ditinggalkan, semua yang terluka," cuit Macron. "Pengorbanan mereka tidak sia-sia," tambahnya.

Desas-desus mengenai kematian pemimpin militan ISIS itu telah beredar selama beberapa terakhir di Mali, meski pihak berwenang di wilayah itu belum mengkonfirmasinya. Mengingat, tidak mungkin untuk segera memverifikasi klaim secara independen atau untuk mengetahui bagaimana kejadian itu diidentifikasi.

"Ini adalah pukulan telak terhadap kelompok teroris ini," cuit Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly. "Pertarungan kita masih berlanjut," tambahnya.

Al-Sahrawi selama ini mengklaim bertanggung jawab atas serangan 2017 di Niger yang menewaskan empat personel militer AS dan empat orang dengan militer Niger. Kelompoknya juga telah menculik orang asing di Sahel dan diyakini masih menahan warga Amerika Jeffrey Woodke, yang diculik dari rumahnya di Niger pada 2016.

Pemimpin ekstremis itu lahir di wilayah Sahara Barat yang disengketakan dan bergabung dengan Front Polisario. Setelah menghabiskan waktu di Aljazair, ia pergi ke Mali utara di mana ia menjadi tokoh penting dalam kelompok yang dikenal sebagai MUJAO yang menguasai kota utama utara Gao pada tahun 2012.

Sebuah operasi militer yang dipimpin Perancis pada tahun berikutnya menggulingkan ekstremis Islam dari kekuasaan di Gao dan kota-kota utara lainnya, meskipun elemen-elemen itu kemudian berkumpul kembali dan melakukan serangan.

Kelompok Mali MUJAO setia kepada afiliasi regional al-Qaida. Namun pada 2015, al-Sahrawi merilis pesan audio yang menyatakan kesetiaan kepada kelompok ISIS di Irak dan Suriah.

Militer Perancis telah memerangi ekstremis Islam di wilayah Sahel di mana Perancis pernah menjadi kekuatan kolonial sejak intervensi 2013 di Mali utara. Namun baru-baru ini diumumkan bahwa mereka akan mengurangi kehadiran militernya di wilayah tersebut, melalui rencana menarik 2.000 tentara pada awal tahun depan.

Berita kematian al-Sahrawi muncul saat perjuangan global Perancis melawan organisasi ISIS menjadi berita utama di Paris. Terdakwa utama dalam persidangan serangan Paris 2015 mengatakan pada hari Rabu bahwa pembunuhan terkoordinasi itu sebagai pembalasan atas serangan udara Perancis terhadap kelompok ISIS. Ia menyebut kematian 130 orang yang tidak bersalah "bukan masalah pribadi" dan dia mengakui perannya untuk pertama kalinya.

279