Karanganyar, Gatra.com- Suplai merata air baku bagi penduduk di Karanganyar perlu disiapkan seiring operasional Waduk Jlantah di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Jateng. Dalam hal ini perlu dihitung kapasitas air bersih yang dihasilkannya, kemudian kemampuan menyuplai kebutuhan dan kemampuan masyarakat menikmati aksesnya. 

 

Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, Bagus Selo usai meninjau Waduk Jlantah, Kamis (16/9). Sekadar informasi, Waduk Jlantah diproyeksi menghasilkan air baku 150 liter per detik serta mampu mengairi lahan berukuran 1.493 hektare di kawasan Kecamatan Jatiyoso, Jumapolo, dan Jatipuro. Bendungan yang dirancang dengan kapasitas tampungan total sebanyak 10,97 juta m3 tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt, pengendalian banjir, serta konservasi pariwisata di wilayah Kabupaten Karanganyar. 

 

"Pasokan air baku merupakan PR penting pemerintah daerah. Di Karanganyar, ada Waduk Gondang dan Waduk Jlantah. Suplai air bakunya seharusnya ke wilayah Karanganyar. Tidak malah ke luar. Makanya pemda perlu aktif mengkomunikasikannya dengan satker dari Kementrian PU selaku pelaksana proyek strategis nasional," katanya.

 

Dalam penyaluran air baku bersumber waduk, masyarakat seharusnya menikmati secara mudah dan murah. Air baku bersumber waduk sedang digarap Kementrian PU, selain juga pembangunan SPAM Regional Wosusokas untuk menambah pasokan air bersih perpipaan di Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, dan Kota Surakarta dari sumber Waduk Gajah Mungkur. 

 

"OPD pantau terus progres Waduk Jlantah maupun Waduk Gondang di Karanganyar. Semaksimal mungkin pemanfaatannya bagi warga Karanganyar. Selain dari air baku dan pertanian, juga digarap wisatanya," katanya.