Home Ekonomi WNI di Perbatasan Bekerja di Malaysia sebab Gajinya Rp2 Juta Lebih Besar

WNI di Perbatasan Bekerja di Malaysia sebab Gajinya Rp2 Juta Lebih Besar

Jakarta, Gatra.com- Akademisi Universitas Tanjungpura, Dr. Elyta, S.Sos, M.Si, mengungkapkan hasil survei penelitiannya yang menunjukkan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah perbatasan Temajuk, Kalimantan Barat, lebih banyak yang bekerja di Malaysia lantaran gajinya Rp2 juta lebih besar dari yang mereka terima apabila bekerja di negara sendiri.

“Berdasarkan pada survey tim peneliti bahwa masyarakat di perbatasan Temajuk khususnya dan perbatasan Paloh, itu kebanyakan mereka bekerja di Malaysia. Hal ini dikarenakan telah terjadi kesenjangan gap pekerjaan antara bekerja di Indonesia dan Malaysia, yaitu selisihnya sekitar dua juta rupiah,” ujar Elyta dalam sebuah webinar yang digelar pada Jumat, (17/9/2021).

“Warga perbatasan Indonesia ini dalam tanda kutip memang telah distempel menjadi milik negara Indonesia. Namun, hati, cinta, dan perutnya itu untuk Malaysia,” tutur Elyta.

Tak hanya itu, Elyta juga mengkhawatirkan beberapa kenyataan lain, seperti lebih banyaknya WNI yang bekerja sebagai TKI ke negara-negara lainnya ketimbang bekerja di Indonesia. Lebih buruknya lagi, mereka berstatus TKI ilegal.

Selain persoalan ketenagakerjaan, Elyta mengungkapkan bahwa masalah-masalah lain yang menhantui wilayah perbatasan meliputi sektor perdagangan ilegal. Ia mencatat adanya penyelundupan penyu pada Februari 2020 lalu. Selain itu, dia juga mencatat laporan mengenai ditemukannya barnag-barnag ilegal berupa ratusan ribu batang rokok dan botol alkohol ilegal yang dinilai merugikan negara.

Bagi Elyta, persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah perbatasan Temajuk ini amat mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. “Jadi, hal ini merupakan tantangan bagi kajian kedaulatan nasional, pranata sosial, dan konteks kebutuhan ekonomi,” ujar Elyta.

2680