Home Teknologi Risetnya Tuntas, INFID Sampaikan Apresiasi ke BRIN dan LPDP

Risetnya Tuntas, INFID Sampaikan Apresiasi ke BRIN dan LPDP

Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo menyampaikan penghargaan serta apresiasi yang tinggi kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) karena telah menyetujui agenda riset INFID selama 1 tahun terakhir.

"Saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada BRIN, LPDP, yang telah menyetujui agenda riset INFID selama 1 tahun terakhir kami telah melaksanakan riset ini. Riset INFID sekali lagi bagian dari Prioritas Riset Nasional [PRN] dalam rumpun penguatan dan konsolidasi civil society," ucapnya, via Zoom di seminar nasional bertajuk "Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Mendorong Kesetaraan Gender dalam Demokrasi Indonesia di Era Digital", yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube INFID TV pada Senin, (20/9).

Sugeng menuturkan alasan mereka memilih tema "Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Mendorong Kesetaraan Gender dalam Demokrasi Indonesia di Era Digital", karena kesetaraan gender dan demokrasi ini merupakan fokus, perhatian serta perjuangan para anggota dan mitra INFID. Sehingga, mereka memasukannya sebagai tema penelitian.

Tambahnya, menurut mereka tema tersebut jika diteliti dan diselidiki dengan baik, dapat berpotensi dan berkontribusi memecahkan dua hal. Pertama, memecahkan ketidaksetaraan gender dan yang kedua adalah berpotensi membantu Indonesia untuk keluar dari jebakan kelas menengah atau dari masalah-masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang selama ini menjerat negeri ini.

Kemudian Sugeng mengatakan riset ini bersifat kualitatif dan melakukan dengan berbagai metode. Antara lain, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), analisa dokumen, pengolahan data, menggunakan mind-mappiing dan tinjauan sistematik.

Di mana pertanyaan riset mereka, tuturnya, adalah bagaimana peran Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendorong kesetaraan gender dalam demokrasi Indonesia di era digital. Serta pertanyaan turunannya yaitu apa saja bukti dan bentuk ketimpangan gender dalam dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia dan bagaimana adaptasi, strategi dan peran OMS dalam mendorong kesetaraan gender dalam demokrasi di era digital di Indonesia.

"Nah, penelitian ini dilaksanakan selama hampir setahun. Karna masalah pandemi dan lain-lain, maka terdapat kendala-kendala dan kesulitan. Tapi, saya kira dengan waktu yang diberikan, kami berhasil menuntaskannya sesuai jadwal," imbuh Sugeng.

212