Home Ekonomi Petani Sumringah Lepas Dari Spekulan, Cabai Diborong ASN

Petani Sumringah Lepas Dari Spekulan, Cabai Diborong ASN

Karanganyar, Gatra.com - Petani cabai asal Ngargoyoso dan Jenawi meninggalkan kompleks Setda Pemkab Karanganyar, Jateng dengan senyum sumringah, Selasa (21/9). Mobil bak terbuka yang sebelumnya mengangkut  7,5 kuintal cabai keriting, sudah kosong. Hasil panenannya itu ludes terjual berkat gerakan ASN beli cabai lokal.

Tak hanya laris manis, namun juga untungnya lumayan. Perkilo dibeli Rp13 ribu alias lebih tinggi dibanding harga pasaran Rp10 ribu-Rp11 ribu. Mereka pun tidak perlu melepas panenannya ke tengkulak yang memasang harga jauh di bawah standar. Para petani di dua kecamatan itu bersemangat lagi untuk bercocok tanam dari modal yang didapatkannya.

Melalui surat edaran sekda provinsi Jawa Tengah nomor 500/0011613 tanggal 27 Agustus tahun 2021, ASN diinstruksi beli cabai petani lokal untuk membantu mereka bangkit dari keterpurukan. SE tertuju bupati/walikota se-Jateng tersebut dilaksanakan seluruh ASN, termasuk di Karanganyar.  

Ditemui Gatra.com usai bertransaksi di halaman setda Karanganyar, petani cabai asal Kemuning, Ngargoyoso, Sugiarso mengaku sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah. Akhirnya, hasil panennya dibeli dengan harga pantas.

"Yang sudah-sudah dibeli tengkulak Rp10 ribu perkilo atau lebih murah lagi. Sekarang dibeli pak bupati Rp13 ribu perkilo. Dampaknya sangat luar biasa bagi kami. Sangat membantu," katanya.

Petani yang diundang di halaman Setda untuk menjual panenannya, sudah menyiapkan paket per satu kilo. Para ASN ada yang memborong mulai 5 kilo sampai 10 kilo.

Ia menceritakan keberadaan spekulan sangat merugikan petani. Mereka hanya mementingkan keuntungan pribadi alih-alih memedulikan beban petani. Sugiarso mengaku ongkos tanam sampai panen per batang Rp8 ribu-Rp15.000. Perbatang menghasilkan 7-9 ons cabai.

"Jika hanya dibeli Rp10 ribu saja jelas rugi. Tapi masaih banyak petani terpaksa merugi daripada busuk tak terbeli. Di situlah tengkulak dan spekulan masuk. Mempermainkan psikologis petani," katanya.

Harga cabai anjlok, menurutnya, akibat permintaan turun namun stok melimpah. Permintaan menurun disebabkan aktivitas masyarakat terbatas selama PPKM. Pelaku UKM dan kuliner yang biasanya mendapat berkah pesanan dari hajatan, menjadi vakum. Kondisi ini berlainan sebelum PPKM, dimana perkilo bisa mencapai Rp70 ribu perkilo. 

Sementara itu Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan operasi pasar komoditas cabai dengan konsumen ASN merupakan langkah tepat. Sebab, ASN relatif tak terdampak pandemi. 

Dalam gerakan tersebut, ia ingin mengedukasi petani agar menjalin kemitraan dengan perusahaan supaya menjaga kontinuitas permintaan dan stabilitas harga. Kemudian memberi peringatan kepada spekulan. 

"Jangan memainkan harga panen. Jangan menarik keuntungan namun merugikan mitra kerja," katanya. 

Selanjutnya, OPD diminta membeli panen cabai lokal secara kontinyu. 

2211