Home Politik KKB Papua Kian Hari Kian Kuat, Veronica Koman Ungkap Alasannya

KKB Papua Kian Hari Kian Kuat, Veronica Koman Ungkap Alasannya

Jakarta, Gatra.com – Aktivis HAM yang telah lama berkecimpung dalam isu-isu Papua, Veronica Koman, membeberkan beberapa alasan mengapa kian hari Tentara Pembebesan Nasional Papua Barat (TPN-PB) kian memiliki kekuatan militer yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Salah satunya adalah semakin maraknya keterlibatan anak muda Papua yang bergabung dengan kelompok bersenjata tersebut.

“Operasi militer yang dilancarakan oleh pemerintah Indonesia menciptakan banyak kebencian [di benak anak-anak muda Papua]. Ini menjadi siklus kekerasan. Itulah kenapa lebih banyak anak muda yang bergabung dengan KKB [Kelompok Kriminal Bersenjata],” ujar Veronica dalam sebuah webinar yang digelar oleh Manesty International pada Selasa, (21/9/2021).

Veronica pun menyingkap latar belakang mengapa lebih banyak anak-anak muda bergabung dengan KKB. Menurutnya, di desa-desa tempat mereka tinggal tak terdapat sekolah. Dengan demikian, anak-anak tersebut tumbuh besar tanpa mengenyam pendidikan formal.

Veronica menyebut satu nama sebagai contoh, yaitu Yogor Telenggen, seorang anggota TPN-PB yang dikenai hukuman mati karena dituduh melakukan berbagai tindakan kriminal sejak beberapa tahun lalu. Menurut Veronica, Yogor sudah merakit senjata kayu sejak berusia sepuluh tahun. “Karena hanya itulah yang mereka tahu,” ujarnya.

Selain itu, menurut Veronica, anak-anak tersebut juga terlahir langsung di wilayah konflik. Dengan demikian, anak-anak itu langsung menjadi saksi mata atas konflik-konflik yang terjadi antara KKB Papua dengan aparat negara pemerintah Indonesia. Ia bahkan bercerita bahwa anak-anak itu kerap menyaksikan sendiri anggota keluarga mereka menjadi korban represi militer Indonesia.

Kemudian, alasan lain TPN-PB semakin kuat menurut Veronica adalah ikut bergabungnya pengungsi internal atau internally displaced person (IDP) ke kelompok pembebasan tersebut.

“IDPs dicurigai oleh pemerintah sebagai bagian dari pejuang kebebasan Papua sehingga mereka merasa lebih nyaman berada di tengah hutan lalu mereka bergabung dengan KKB,” ujar Veronica.

Menurut data dari Internal Displacement Monitoring Center (IMDC), terdapat sebanyak 40.000 pengungsi internal di seluruh Indonesia per tanggal 31 Desemeber 2020. Sejumlah tersebut berasal dari dua belas provinsi.

IMDC menyebut bahwa sebagian besar dari angka itu berada di Papua dan Papua Barat sebagai imbas dari adanya ketegangan antara personil keamanan pemerintah Indonesia dengan KKB Papua.

Dengan kian kuatnya KKB dari waktu ke waktu, Veronica menyebut bahwa pada saat ini pergerakan KKB Papua tak hanya berpusat di wilayah dataran tinggi tengah Papua saja. Menurutnya, pergerakan kelompok tersebut telah menyebar hingga ke lebih banyak kabupaten.

Walau begitu, di sisi lain, Veronica justru menilai bahwa semakin kuatnya KKB saat ini merupakan pertanda bahwa pengiriman pasukan keamanan dalam jumlah banyak yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ke wilayah Papua selama ini merupakan upaya yang gagal total.

“Kita harus bertanya kenapa Indonesia tetap bersikeras menggunakan pendekatan militer sementara hal tersebut sudah terbukti gagal seperti hari ini. Kenapa National Liberation Army [TPN-PB] tak pernah sekuat ini sebelumnya? Mereka saat ini jauh lebih kuat. Mereka jauh lebih besar,” ujar Veronica.

“Ironis bukan ketika Jakarta mengirimkan banyak personil militer untuk menumpas National Liberation Army, tapi justru National Liberation Army malah lebih kuat dari sebelumnya?” tanya Veronica.

4945