Home Info Sawit Kenaikan Harga CPO, Pengaruhi Harga Tandan Buah Segar

Kenaikan Harga CPO, Pengaruhi Harga Tandan Buah Segar

Jakarta, Gatra.com- Harga rata-rata minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) mencapai US$954 per-ton pada Desember 2020. Angka ini tergolong tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terus berlanjut, terutama saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Hal ini menyebabkan harga tandan buah segar (TBS) turut mengalami lonjakan.

Kondisi tersebut juga berdampak positif bagi petani sawit. Dilansir dari laman resmi SAMADE, kini petani sawit dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit seperti perbaikan pupuk dan perluasan lahan.

Namun, ternyata kenaikan harga tandan buah segar tidak dibarengi dengan ketersediaan pupuk. Padahal, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau, Almasdi Syahza, menghitung biaya pupuk berkontribusi 60% bagi komponen biaya produksi sawit. Oleh karena itu, apabila harga pupuk naik maka biaya produksi juga ikut tinggi.

“Keuntungan petani semakin terpangkas, bahkan mengarah minus. Secara makro, kenaikan harga pupuk juga akan memengaruhi NTP Petani dan berdampak negatif terhadap multiplier effect kelapa sawit,” ujarnya kepada SAMADE, Senin (20/09/2021).

Petani sawit yang tadinya menaruh harapan besar terhadap meningkatnya harga CPO yang berpengaruh terhadap kenaikan harga TBS, kini perlu memikirkan langkah terbaik. Terutama untuk menurunkan biaya produksi sawit.

Peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Ratnawati Nurkhoiry menyebut, kenaikan harga pupuk di tahun 2021 hanya memengaruhi 18% dari peningkatan biaya produksi TBS. Namun, efeknya mampu menurunkan keuntungan petani hingga 15%.

“Diperkirakan pendapatan petani menurun dari Rp1,36 juta/hektare (ha) menjadi Rp1,16 juta/ha. Wah, kalau dipikir-pikir, yang terjadi pada petani sawit saat ini mirip novel karya Gusur Adhikarya, Hilman Hariwijaya, dan Boim Lebon yang berjudul Lupus : Kejarlah Daku Kau Kutangkap!,” katanya.