Home Internasional Erdogan Sampaikan Dukungan untuk Ukraina, Tak Akui Krimea Milik Rusia

Erdogan Sampaikan Dukungan untuk Ukraina, Tak Akui Krimea Milik Rusia

New York, Gatra.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menegaskan bahwa Ankara tidak akan mengakui kembalinya wilayah Krimea ke Rusia, hal tersebut ia sampaikan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Erdogan mengatakan bahwa perlindungan integritas teritorial Ukraina merupakan hal yang sangat penting. Dia turut menyerukan agar dilakukan lebih banyak lagi upaya untuk terkait perlindungan hak-hak etnis Tatar Krimea. “Kami percaya penting untuk menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina, termasuk wilayah Krimea, yang aneksasinya tidak kami akui,” ujarnya.

Untuk diketahui, Ini bukan pertama kalinya Erdogan menyuarakan penentangannya terhadap tindakan Moskow di Krimea. Pada bulan April, ketika presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Ankara, ia menyampaikan kembali dukungannya terkait isu Krimea.

Menrespons pernyataan Erdogan, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan bahwa Moskow tidak akan begitu saja menerima komentar semacam itu. "Masalah Krimea adalah masalah di mana posisi kami sangat berbeda," katanya kepada pers.

“Kami menyatakan penyesalan sehubungan dengan sikap ini, tetapi kami berharap politik akan ditunjukkan dari waktu ke waktu dan Turki akan mengubah posisi ini, hanya dengan mengakui kebenaran dan keadaan sebenarnya.”

Moskwa dan Ankara memiliki hubungan yang terbilang rumit dengan perbedaan pendapat dan kerja sama. Keduanya telah bekerja sama dalam berbagai bidang, terlepas dari keanggotaan Turki di blok militer NATO yang dipimpin AS. Erdogan akan mengunjungi Moskwa untuk berbicara dengan Presiden Vladimir Putin pekan depan. “Kerja sama harus terus dilakukan. Ini pertama-tama untuk kepentingan pihak Rusia, serta kepentingan pihak Turki,” jelas Peskov.

Krimea diambil alih oleh Rusia pada Maret 2014, setelah referendum. Pemungutan suara itu tidak diakui oleh Ukraina dan sebagian besar dunia, dengan mayoritas negara memandang semenanjung itu diduduki secara ilegal oleh Moskwa.

892

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR