Berlin, Gatra.com - Para pemuda di seluruh dunia turun ke jalan pada hari Jumat, (24/9) untuk menuntut tindakan segera guna mencegah bencana perubahan iklim. Ini merupakan protes terbesar mereka sejak dimulainya pandemi COVID-19.

Kantor berita Reuters melaporkan pada Jumat, (24/9) unjuk rasa ini terjadi lima minggu sebelum Konferensi Tingkat Tinggi Conference of the Parties ke-26 (KTT COP26) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Glasgow, Skotlandia, tentang perubahan iklim. Di mana mereka bertujuan guna mengamankan tindakan iklim yang lebih ambisius dari para pemimpin dunia untuk secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca yang memanaskan bumi ini.

"Konsentrasi CO2 [karbon dioksida] di langit belum setinggi ini setidaknya selama 3 juta tahun," kata aktivis Swedia Greta Thunberg kepada ribuan pengunjuk rasa di Berlin, Ibu Kota Jerman.

Adapun demonstrasi direncanakan di lebih dari 1.500 lokasi oleh gerakan pemuda Fridays for Future, yang dimulai di Asia dengan demonstrasi skala kecil di Filipina dan Bangladesh serta menyebar ke kota-kota Eropa termasuk Warsawa, Turin dan Berlin.

"Semua orang berbicara soal membuat janji, tetapi tidak ada yang menepati janji mereka. Kami ingin lebih banyak tindakan," kata Farzana Faruk Jhumu, 22, seorang aktivis iklim muda di Ibu Kota Dhaka, Bangladesh.

"Kami menginginkan hasil kerja, bukan hanya janji," tambahnya,

Di sisi lain, PBB mengatakan pada pekan lalu bahwa komitmen negara-negara akan melihat peningkatan emisi global menjadi 16%, lebih tinggi pada tahun 2030 daripada pada tahun 2010 lalu. Di mana hal ini jauh dari pengurangannya yang sebesar 45% pada tahun 2030 mendatang, yang diperlukan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat celcius.