Home Ekonomi Pertamina Rosneft Gandeng PLN untuk Penyediaan Listrik di Pembangunan Kilang GRR Tuban

Pertamina Rosneft Gandeng PLN untuk Penyediaan Listrik di Pembangunan Kilang GRR Tuban

Denpasar, Gatra.com – Pertamina saat ini sedang menjalankan serangkaian Proyek Kilang dan Petrokimia berskala mega. Melalui serangkaian proyek ini, Pertamina diharapkan mampu untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor produk BBM, dengan meningkatkan kapasitas kilang dalam rangka optimalisasi produk BBM dan memperbaiki kualitas BBM dan Naptha.

GRR Tuban merupakan salah satu mega proyek yang saat ini menjadi perhatian Pertamina. Pembangunan Kilang Minyak yang terintegrasi dengan Komplek Petrokimia dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari ini, akan memproduksi BBM sebesar 230 ribu barel per hari secara total, dan produk petrokimia dan aromatik sebesar 4.1 juta ton per tahunnya.

Pertamina Rosneft dan PLN Unit Distribusi Jawa teken kerja sama penyediaan listrik untuk proyek  Kilang GRR Tuban. (Dok. Pertamina)

 

Di tengah upaya untuk mempercepat progress pembangunan kilang grass root refinery Tuban, Pertamina melalui anak usaha subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional juga berupaya untuk memastikan tersedianya sarana dan prasarana pendukung operasional kilang GRR Tuban yang direncanakan mulai beroperasi tahun 2027 di bawah pengelolaan Pertamina Rosneft.

Untuk memastikan penyediaan listrik, diperlukan kerja sama antar BUMN untuk mendukung operasional kilang GRR Tuban ke depannya. Sinergi BUMN ini dituangkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina Rosneft dengan PT PLN (Persero) terkait rencana kajian bersama dalam penyediaan listrik untuk kebutuhan proyek GRR Tuban. Nota ini diteken langsung oleh Presiden Direktur Pertamina Rosneft, Kadek Ambara Jaya dan Pavel Vagero selaku Direktur Keuangan dan Umum serta General Manager PLN Unit Distribusi Jawa, Adi Priyanto pada Kamis (23/9)

“Bagi PLN kerja sama ini akan meningkatkan serapan tenaga listrik sehingga akan meningkatkan pendapatan. Sementara untuk Pertamina Rosneft kerja sama ini akan membuat lebih fokus untuk meningkatkan kompetitifnya,” sebut Wakil Menteri I BUMN, Pahala Mansury yang turut hadir pada acara tersebut.

Baca Juga: Pertamina On Track Garap Megaproyek Petrokimia terbesar di Indonesia lewat Kilang Olefin

Melalui nota kesepahaman ini, Pertamina Rosneft dan PLN akan membuka peluang untuk melaksanakan kajian bersama untuk memastikan penyediaan suplai listrik hingga 20 Megawatt (MW) selama fase konstruksi dan commissioning. Selain itu dari hasil kajian tersebut nantinya akan ditentukan skema kerja sama yang paling optimal dan menguntungkan dari aspek bisnis serta akan mencakup pada penentuan penyediaan infrastruktur penunjang dan skenario konfigurasi sistem dan peralatan.

“Fase konstruksi ditargetkan akan dimulai pada triwulan ke-3 2023 dan perkiraan kebutuhan listrik GRR Tuban pada fase ini yaitu sebesar 20MW. Sedangkan untuk tahapan commissioning start-up utility yang akan dimulai di tahun pada triwulan ke-2 2026, dimana kebutuhan listrik dapat mencapai 50MW," ungkap Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono mewakili Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Konfigurasi Kilang Pertamina Rosneft saat ini memerlukan kepastian jaminan operasional kilang tanpa terputusnya aliran listrik sehingga diperlukan pasokan listrik yang andal. Berhentinya operasi kilang dalam 1 hari sama dengan hilangnya potensi revenue sebesar US$34 juta (setara dengan Rp480 miliar).

Baca Juga: PGN Bakal Bangun Infrastruktur Gas Bumi di Pertamina RU IV Cilacap

Nota kesepahaman ini akan berlaku selama satu tahun dan hasil kajian bersama ini akan dituangkan dalam kerja sama penyediaan listrik GRR Tuban dalam format Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik. Pada tahap operasi kebutuhan listrik secara total untuk kondisi normal operasi mencapai 678 megawatt melalui konfigurasi kombinasi suplai self-power generation dari kilang GRR Tuban serta electrical power grid dari PLN dan direncanakan PLN akan mensuplai hingga 500MW.

Pertamina Rosneft merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Pertamina Group dengan raksasa energi Rosneft asal Rusia yang menjadi pelaksana proyek strategis nasional GRR Tuban. Berdiri di atas lahan seluas 834 hektare, kilang yang diharapkan menjadi fasilitas petrokimia terbesar di Asia Tenggara ini ditargetkan beroperasi pada 2027 dan menyerap kurang lebih 27.000 tenaga kerja pada saat konstruksi, serta 2.500 tenaga kerja setelah proyek beroperasi. Proyek GRR Tuban saat ini telah berada pada tahapan Front-end Engineering Design dengan progres per tanggal 17 September 2021 telah mencapai 34,54% vs rencana 17,83% (ahead +16,71%).

552