Home Kesehatan Studi: Anak Kurang Bergejala COVID-19 Dibanding Orang Dewasa

Studi: Anak Kurang Bergejala COVID-19 Dibanding Orang Dewasa

Jakarta, Gatra.com - Sebuah studi terhadap 85 pasien COVID-19 berat dengan usia rata-rata 65 tahun di Wuhan, Cina, yang juga telah dipublikasikan di Elsavier, mengungkapkan mayoritas pasien meninggal dunia karena kegagalan multi organ seperti kegagalan pernapasan, syok dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau gangguan pernapasan yang berat. Masing-masing kasusnya yakni 94%, 81% dan 74%.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa anak-anak tampak kurang bergejala dibandingkan orang dewasa seperti dalam laporan Cina. Di antara anak-anak itu, hanya 73% yang mengalami demam, batuk atau sesak napas.

Hal itu dibandingkan dengan 93% orang dewasa yang dilaporkan dalam kerangka waktu yang sama, antara usia 18 dan 64 tahun. Perkiraan tingkat rawat inap untuk anak-anak berusia 1 hingga 17 tahun paling banyak sebesar 14%.

"Memang betul anak-anak itu less symptomatic daripada yang adult/orang dewasa. Adult itu bisa sampai kegagalan pernapasan, syok sampai ARDS," kata Dokter Spesialis Anestesi Konsultan Intensive Care Rumah Sakit (RS) YARSI Hendri Pangestu, via Zoom dalam webinar dengan tema "Update Management and Diagnostic COVID-19" pada Senin, (27/9).

"Dan juga kita lihat, yang umur 1 sampai 17 tahun itu cuma 14% hospitalized-nya [dirawat inap], tapi kalo yang adult itu sampai 93%," imbuhnya.

 

73