Home Milenial Sasar Milenial, Mahasiswa KKN Latih Pemanfaatan Limbah

Sasar Milenial, Mahasiswa KKN Latih Pemanfaatan Limbah

Sukoharjo, Gatra.com – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo kali ini mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat & Pengembangan Potensi Desa di saat Pandemi". Telah diketahui bersama bahwa masyarakat di dunia hingga di Indonesia tengah dilanda wabah Covid-19.

Maka program-program yang dilaksanakan mahasiswa KKN Univet Bantara Sukoharjo diharapkan mampu meringankan beban masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Seperti di Dukuh Pojok, Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, mahasiswa KKN mandiri Vitriana Dhessy Wulandari melakukan penyuluhan mengenai pemanfaatan kotoran kambing dan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik.

"Saya sedang mencoba membuat pupuk organik dari dedaunan dan kotoran ternak, ini sebuah kebetulan dan kesempatan bagi saya untuk menambah ilmu mengenai pembuatan pupuk," kata Dhessy.

Penyuluhan digelar pada Rabu (29/9) di salah satu rumah warga. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Karang Taruna Manunggal Dukuh Pojok, Desa Mulur, Kecamatan Bendosari.

Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, disampaikan materi dan penjelasan mengenai apa itu pupuk organik, manfaat yang akan diperoleh dari penggunaan dan pembuatan pupuk organik serta praktik langsung membuat pupuk organik.

"Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan pupuk organik," ucapnya.

Terpisah, Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum, mengatakan, lokasi KKN dilakukan di sekitar tempat tinggal mahasiswa. Hal ini agar tidak membebani mahasiswa sehingga kegiatan KKN tetap berjalan dengan baik dan mahasiswa tetap sehat.

Pada KKN tahun ini, diikuti 527 mahasiswa non-FKIP ini berlangsung selama 45 hari dan akan berakhir pada Kamis (30/9). Ratusan mahasiswa tersebut menyebar di sejumlah lokasi, yakni Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta di Gunungkidul dan Sleman. Lalu, Jawa Timur di Pacitan, Ponorogo, Pasuruan, Ngawi, dan Surabaya. Bahkan Papua di Kabupaten Nabire.

"Kegiatan peserta tidak dilakukan secara berkelompok, namun secara individu di lokasi berdasarkan rumah tinggal masing-masing," katanya.

Menurut Farida, KKN ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa mengasah keterampilan mereka. Sebab, ke depan di dalam dunia nyata maupun dunia kerja mereka akan dihadapkan dengan kondisi yang sesungguhnya, bukan yang hard skill seperti yang dipelajari di bangku kuliah.

"Karena di luar kampus mereka akan menemukan kasus-kasus di masyarakat. Bagaimana mereka bisa berdiri tegak sebagai pencerah tentunya. Karena menjadi orang yang memiliki bekal ilmu sehingga menjadi agen-agen pembaruan bagi segala tatanan kehidupan," tandas Farida.

1126