Home Ekonomi Tim FE UNNES Beberkan Strategi UMKM Eksis di Masa Pandemi

Tim FE UNNES Beberkan Strategi UMKM Eksis di Masa Pandemi

Kendal, Gatra.com – Pandemi Covid 19 selama kurang lebih satu setengah tahun ini telah memberikan dampak pada eksistensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Omzet penjualan turun drastis, sehingga para pelaku UMKM harus lebih kreatif dan inovatif dalam memasarkan produknya. Tim pengabdian Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (FE UNNES) merespon kondisi tersebut dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, Selasa (28/9).

Baca Juga:

BUMDes Harus Terus Bersinergi

FE UNNES Beri Pelatihan dan Pendampingan bagi Guru Ekonomi

Tim pengabdian terdiri dari Kepala Laboratorium Jurusan Pendidikan Ekonomi, Dr. Kusumantoro, M.Si, dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ekonomi Khasan Setiaji S.Pd, M.Pd. Adapula Ahmad Sehabuddin, M.Pd, M. Fathur Rahman, S.Pd., M.Pd, Ubaedul Mustofa, S.H.I, M.H.I, Inaya Sari Melati, S.Pd, M.Pd, dan kawan-kawan. Dalam kesempatan ini Tim pengabdian menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bina Warga Kendal dan Dinas Koperasi Kabupaten Kendal.

Dalam kesempatan itu, Inaya Sari Melati menjelaskan strategi sukses UMKM beradaptasi di persaingan global pada masa pandemi. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan dalam bisnis sehingga dapat menarik konsumen membeli produk. Disamping itu, perlu melakukan sterilisasi ruangan setiap harinya sehingga tempat usaha aman dan nyaman bagi konsumen.

“UMKM harus taat menerapkan protokol kesehatan, contohnya menyiapkan tempat cuci tangan, menyediakan sabun, handsanitizer, kursi/meja diberi label jaga jarak, memakai masker, dan membuat papan ataupun informasi penerapan prokes. Informasi tersebut bisa dipasang di dinding gerai/toko,” terang Inaya.

Sementara Ahmad Sehabuddin dan M. Fathur Rahman menjelaskan pentingnya marketplace dan pemahaman literasi digital para pelaku UMKM untuk meningkatkan omzet penjualan. Banyak marketplace di antaranya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lain sebagainya yang dapat memperluas jaringan pemasaran produk dan dikenal masyarakat.

Media sosial juga bisa menjadi alternatif pemasaran seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Apalagi jika produk tersebut adalah produk yang disukai kaum milenial, maka medsos dapat memberikan dampak promosi yang signifikan.

“Kita bisa membuat marketplace produk kita untuk ajang promosi. Selain itu, untuk mendekatkan pada kaum milenial, kita bisa buat Instagram, Tiktok, dan Facebook,” imbuh M. Fathur Rahman.

Kegiatan berjalan dengan lancar dan respon pelaku UMKM sangat positif. Sebanyak 15 pelaku UMKM Binaan PKBM sangat antusias mengikuti acara, dan disepakati beberapa tindak lanjut kegiatan.

347