Home Olahraga Menanti Kepak Sayap Super Elang Jawa

Menanti Kepak Sayap Super Elang Jawa

Yogyakarta, Gatra.com - Melempemnya performa PSS Sleman di Liga 1 berbuntut panjang. Bukan hanya diserbu suporter, bos klub itu juga sempat memantik kegaduhan dengan pernyataannya hingga membuat Bupati Sleman turun tangan. Tim berjuluk Super Elang Jawa itu berjanji mengevaluasi diri supaya dapat terbang tinggi.

Dalam lima liga awal di Liga 1, PSS hanya menang sekali dan sekali imbang. Selebihnya, sebanyak tiga kali tanding, PSS tumbang. Puncaknya, PSS keok melawan Persebaya dengan skor 1-3 di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Cikarang, Rabu (29/9/) malam.

PSS pun nyaris jadi juru kunci, berada di peringkat ke-15 dan hanya satu level di atas zona degradasi. Suporter pun bereaksi, mereka 'menyerbu' kantor pengurus PSS, Omah PSS, di Randugowang, Tegal Weru, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Kamis (30/9) petang.

Mereka menuntut kepala pelatih PSS, Dejan Antonic, mundur. Massa menggeruduk kantor klub PSS sambil membawa spanduk dan meneriakkan yel-yel tuntutan agar Dejan mundur, #DejanOut. Tagar ini juga sempat menggema dan populer di media sosial.

Di tengah tuntutan suporter itu, bos PSS, Direktur Utama PT PS Sleman Marco Garcia Paulo, menambah gaduh dengan menyatakan bakal memindah homebase PSS. Pernyataan itu justru mendongkrak tensi fans PSS.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pun memanggil manajemen PSS Sleman untuk memastikan homebase PSS tetap di Sleman. Kustini meminta Marco untuk meminta maaf kepada masyarakat Sleman.

"Sore ini melalui telepon, kami minta Pak Marco untuk meminta maaf. Dan kami minta dilakukan segera. Serta saya pastikan homebase PSS tetap di Sleman," ungkap Kustini usai memanggil manajemen PSS di rumah dinas Bupati Sleman, Jumat (1/10).

Kustini bersama Wakil Bupati, Danang Maharsa, dan Ketua DPRD Sleman, Haris Sugiarta, memanggil manajemen PSS yang diwakili Hempri Suyatna, Andi Wardana, dan Yoni Arseto.

Dalam pertemuan itu, Bupati Sleman meminta penjelasan dari internal manajemen terkait kemarahan suporter laskar Super Elja di media sosial dan kerumunan di Omah PSS. Kemarahan suporter salah satu akibat pernyataan Marco yang akan memindah homebase.

"Dari pihak menajemen menyampaikan bahwa itu statement pribadi dan bukan dari hasil rapat bersama. Dan beliau (Marco) sudah meminta maaf atas dampak dari ucapannya tersebut," jelas Kustini.

Kustini menyampaikan, pernyataan Marco bukan pernyataan direksi. Hal itu spontan diucapkan karena adanya berbagai tekanan dari suporter terkait rentetan hasil buruk yang diterima PSS pada beberapa laga pembuka di kompetisi BRI Liga 1.

"Beliau (Marco) cerita kalau memang sedang tertekan. Tapi tadi saya juga sampaikan agar tetap sabar dan berfikir positif. Karena semua suporter pasti menginginkan performa yang terbaik di setiap laga," tandas Kustini.

Perwakilan manajemen PS Sleman, Hempri Suyatna, menyampaikan hasil buruk yang didapat di beberapa laga awal salah satunya disebabkan minimnya persiapan tim.

"Kita baru berkumpul satu minggu jelang kompetisi. Tentu itu sangat mepet sekali. Dan kondisi kita juga dialami tim-tim besar lain yang juga belum maksimal pada beberapa laga awal," ujar Hempri.

Atas tuntutan dari berbagai suporter, pihak manajemen sudah menyiapkan sejumlah langkah dengan melihat hasil pertandingan ke depan. "Beberapa hari lagi kita sudah ada pertandingan sebelum jeda dan lanjut ke seri berikutnya. Ini tentu tidak mudah, tapi kita sudah membicarakan hal ini di internal," pungkas Hempri.

Secara terpisah, Marco Gracia Paulo pun menyampaikan klarifikasi. “Kepada seluruh masyarakat Sleman dan tentunya Sleman Fans, saya menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan tersebut. Situasi selama dua hari yang melelahkan membuat saya pribadi merasa kecewa dengan perkembangan yang ada,” katanya.

“Ditambah dengan adanya tekanan untuk langsung melakukan pergantian pelatih kepala pada malam itu, akhirnya secara spontan terucap kalimat tersebut. Tak ada maksud untuk menyakiti siapapun dengan kalimat itu. Saya ingin sampaikan, PSS adalah milik Sleman dan akan tetap ada di Sleman,” tambahnya.

“Saya mengerti dan memahami kekecewaan fans dengan hasil yang didapatkan sampai pada pekan kelima kompetisi. Seperti pernyataan yang sudah disampaikan, evaluasi telah dilakukan dan telah diambil langkah strategis untuk memastikan tim kembali ke performa terbaiknya,” kata Marco.

Menurutnya, upaya membangun PSS sebagai klub profesional dan tangguh bukanlah pemanis belaka. Namun, kata Marco, dibutuhkan kesabaran untuk mewujudkan hal itu, khususnya dalam situasi dan persiapan yang minim terkait situasi pandemi Covid-19.

“Percayalah dengan komitmen kami. Dukungan Sleman Fans sangat berarti, dengan bersabar dan mengingatkan kami untuk lebih bekerja keras mewujudkannya,” jelasnya.

“Dengan capaian hasil tim yang belum maksimal di kompetisi Liga 1, tekanan fans untuk meraih kemenangan, mengganti pelatih dan lainnya sangat menguras fisik dan emosi,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, PSS menatap laga berikutnya untuk meraih hasil terbaik. Masih banyak pertandingan yang harus dilakoni dan akan menjadi ajang pembuktian di lapangan. Para pemain diharapkan kembali ke performa terbaik mereka.

“Saya percaya penuh pada tim ini. Saya percaya kepada tim pelatih untuk tetap mendapatkan hasil yang terbaik. Saya mengajak semuanya untuk tetap mendukung dan berdoa agar mereka dapat menuntaskan tugasnya dengan baik di dalam maupun di luar lapangan,” kata dia.

Dengan pernyataan ini, dukungan pemda, hingga sokongan penuh suporter, dan tentu saja evaluasi tim, kepak sayap si 'Elang Jawa' di Liga 1 tentu saja dinantikan para penggemar setianya.

173