Home Kesehatan IPB Bogor Kerjasama Pemprov NTT untuk Atasi Masalah Stunting

IPB Bogor Kerjasama Pemprov NTT untuk Atasi Masalah Stunting

Kupang, Gatra.com- Provinsi NTT sangat membutuhkan ahli-ahli hebat dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor untuk mengatasi kemiskinan dan stunting. Kolaborasi antara IPB) dengan berbagai pemangku kepentingan di NTT, baik itu pemerintah daerah maupun perguruan tinggi, dapat berdampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Pendekatan stunting di NTT bukan hanya soal pangan saja tapi juga berkaitan dengan pranata sosial budaya dan pendidikan. Kemiskinan di NTT bukan karena alamnya tapi karena kemampuan mengolahnya yang belum optimal. Kami butuh orang-orang seperti bapak dan ibu yang bisa menjadi trigger atau pemicu. Saya tahu IPB salah satu perguruan tinggi yang sangat hebat, yang mampu melakukan ini ,” kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat saat menerima audiensi tim Peneliti dari IPB yang dipimpin oleh Prof. Dr. Alimmudin, S. Pi, M.Sc (4/10).

Didampingi oleh Ketua Yayasan Kasih Roslin Mandiri Kupang, Budi Soehardi, Tim Peneliti dari IPB membawa mandat dan tugas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk membantu penanganan stunting dari aspek pangan.

Lebih lanjut laiskodat mendorong kerjasama antara IPB dengan perguruan tinggi di NTT bukan hanya (transfer) ilmunya saja, tetapi juga kerja nyata yang produktif. Semangat kolaboratif harus terwujud di lapangan.

“Kita punya banyak lembaga atau tempat pembenihan tapi masih kurang produktif. Dulu kita termasuk daerah pengekspor sapi yang hebat. Juga punya potensi laut yang luar biasa. Provinsi ini adalah penghasil lobster mutiara terbesar di Indonesia. Kalau kita mau serius seperti ini, kita bisa keluar dari kemiskinan. Semangat seperti ini kita harapkan dapat ditularkan oleh ahli dari IPB,” jelas Laiskodat.

Laiskodat juga meminta tim peneliti IPB untuk mengintegrasikan penelitiannya dengan program pemerintah Provinsi. Kehadiran tim IPB dapat mengubah mindset dan kultur set birokrasi yang lebih berorientasi pada pelaksanaan program.

“Saya minta teman-teman ahli dari IPB dapat bersinergi dengan perangkat daerah terkait untuk pengembangan perikanan, pertanian dan peternakan. Di sini ada ahli perikanan, pengolahan pakan ternak dan gizi yang hebat dari IPB. Silahkan berkolaborasi dengan pimpinan perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk kemajuan NTT. Kadis Pertanian dan Kadis Perikanan tindaklanjuti dan proaktif berkomunikasi dengan para peneliti ini,” kata Laiskodat..

Sementara itu, ketua tim peneliti IPB, Prof. Dr. Alimmudin, S. Pi, M.Sc menegaskan tim peneliti dari IPB terdiri dari ahli perikanan, ahli pangan dan gizi, dan ahli peternakan. “Tujuan akhir dari penelitian dan kerja tim ini adalah untuk menghasilkan biskuit tepung lele dan tepung marungga yang bergizi untuk membantu NTT tangani stunting. Misi kami adalah bantu Provinsi NTT atasi kemiskinan,” kata Prof. Dr. Alimmudin, S. Pi, M.Sc.

Pendekatan yang dilakukan jelas Alimmudin akan langsung ke habitat, berikan edukasi dan praktek untuk asupan gizi yang baik. IPB akan bangun kerjasama dengan Universitas Nusa Cendana ( Undana) Kupang serta perguruan tinggi lainnya dan PKK NTT. “Kami juga siap untuk membantu pemerintah provinsi untuk pengembangan perikanan, pakan ternak, pengembangan kelor dan peternakan,” jelas Alimmudin, pakar yang sudah banyak terlibat dalam berbagai proyek pengembangan perikanan di berbagai daerah tersebut.

Para peneliti dari IPB tersebut terdiri dari enam guru besar, masing-masing dua orang dari tiap fakultas yakni Fakultas Gizi dan Pangan, Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Peternakan.

258