Home Ekonomi Harga Pakan Stabil Belum Signifikan Jika Harga Telur Anjlok

Harga Pakan Stabil Belum Signifikan Jika Harga Telur Anjlok

Karanganyar, Gatra.com - Peternak ayam petelur di Kabupaten Karanganyar dijatah jagung untuk pakan dengan harga standar. Namun, bantuan yang bertujuan mengurangi beban operasionalnya itu tak akan banyak berpengaruh signifikan jika harga telur tetap jatuh. 

"Dengan adanya gelontoran jagung harga Rp4.500 perkilo itu bisa mengoreksi harganya. Sekarang ini yang harus diperjuangkan adalah harga telurnya. Minimal mengacu Permendag. Kita peternak sudah megap-megap tenan," kata Sekretaris Pinsar Petelur Nasiona (PPN) Solo, Heru Santoso usai menyerahkan bantuan di Desa Sedayu Kecamatan Jumantono Karanganyar Jateng, Rabu (6/10). 

Jagung untuk pakan ternak ayam tersebut dibeli peternak dengan harga Rp4.500 perkilo. Pemerintah mengeluarkan stok jagungnya dari gudang Bulog untuk peternak ayam dalam program cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP). Harapannya, harga pakan tersebut kondusif, di tengah kenaikannya saat ini. Di pasaran, harganya menyentuh Rp6.800 perkilo. Kondisi itu membebani peternak ayam yang sedang menghadapi kemelut anjloknya harga telur. 

"Peternak Soloraya, Kendal dan Gunung Kidul serta sekitarnya melalui koperasi PPN dijatah 2 ribu ton jagung. Di Karanganyar kebagian jatah 100 ton di tahap ini. Akan ada tahap selanjutnya. Sasarannya ke peternak di Sedayu dan Ngunut Jumantono serta Mojogedang,” lanjut Heru.

Ia menyebut terdapat 500 lebih peternak ayam petelur di Karanganyar, Sragen, Boyolali dan sekitarnya. Dalam dua bulan terakhir, mereka mengalami kerugin tidak sedikit akibat anjloknya harga telur. Di level farm, tengkulak hanya berani menebus Rp13.000-Rp14.000 perkilo. Padahal usaha tersebut impas jika mencapai BEP Rp19.500 perkilo. Ia meminta operasi pasar komoditas pakan ayam oleh pemerintah tersebut perlu ditingkatkan lagi dengan penyetabilan harga telur.

“Secepatnya saja pemerintah dengan kebijakannya membantu peternak ayam petelur. Kebutuhan pakan juga tinggi. Per 30 ribu ekor ayam membutuhkan 40-50 ton jagung per bulan,” katanya.

Peternak ayam petelur 'Margo Seneng' asal Desa Ngunut Jumantono Nurtini mengaku harga pakan mahal tidak hanya jenis jagung. Namun juga konsentrat. Ia memiliki empat kandang dengan jumlah ayam ribuan ekor per kandang. Selama kondisi krisis, ia mengaku rugi sampai Rp5 juta perbulan perkandang.

“Karena produksi berkurang. Pakannya mahal. Harga telur jatuh,” katanya.

Ia tak terlalu pusing harga pakan mahal apabila harga telur di atas HPP. “Harga jagung perkilo Rp6 ribu masih bisa ditoleransi apabila HPP yang Rp19 ribu sekian, bisa naik sedikit. Kalau sekarang enggak sampai Rp14 ribu telurnya, kita belum bisa impas,” katanya. 

1490