Belu, Gatra.com - Pemeintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meluncurkan Kelompok Kerja Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Prevalensi Stunting.

Bupati Belu, dr Agustinus Taolin SpPD-KGEH FINASIM mengatakan, Pokja tersebut akan ditempatkan mulai dari kabupaten hingga di desa serta hingga kelompok kecil di wilayahnya. Di mana mereka (Pokja) menginput informasi kepada bupati dan akan dievaluasi setiap bulannya.

"Tiap bulan pokja-pokja ini akan dievaluasi. Untuk itu instansi atau OPD terkait, harus perhatikan dengan baik tugas pokok dan fungsinya. Karena saya akan cek. Angka stunting dan angka kematian ibu dan bayi ini masih sangat tinggi,” katanya.

Lebih lanjut Taolin meminta, agar Pojka melaksanakan tugas lebih agresif dalam rangka percepatan penurunan AKI, AKB dan Stunting dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan cepat melakukan penanganan.

"Untuk semua dokter agar tetap siaga di Puskesmas. Saya tidak mau dengar cari dokter susah, atau dokter tidak ada di tempat,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Projeck Momentum USAID Klaster Timur, Melki Saudila mengatakan, kegiatan (peluncuran Pokja) tersebut merupakan sebuah acara besar dan menjadi tonggak sejarah dalam memulai konsep satu semangat dan upaya bersama-sama.

“Momentum sudah masuk ke NTT, sejak April 2021. Kabupaten Belu, termasuk kabupaten yang masuk lebih awal dari delapan kabupaten lainnya. Untuk itu para anggota Pokja harus bekerja serius untuk membantu menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Prevalensi Stunting,” harapnya.

Ia juga mengapresiasi terhadap Pemkab Belu, yang telah mendukung pelaksanaan program tersebut. "Walau baru saja memulai, namun begitu banyak aktifitas yang dilakukan. Ini menunjukkan semangat yang luar biasa dalam upaya bersama dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi ,” ucapnya.