Home Kesehatan Selter Covid-19 Kosong, UGM Bersiap Kuliah Tatap Muka

Selter Covid-19 Kosong, UGM Bersiap Kuliah Tatap Muka

Yogyakarta, Gatra.com - Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta, selter-selter Covid-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam kondisi tanpa penghuni. UGM pun ancang-ancang menggelar kuliah tatap muka.

“Kondisi bisa terkendali dan kita bisa lihat tidak ada yang sakit Covid di sekitar kampus UGM. Selter Asrama Baciro kosong, Rumah Sakit khusus Covid di UC UGM sudah ditutup, selter yang di PIAT UGM dan lain-lain juga terpantau kosong," ujar Rustamaji, Ketua Satgas Covid-19 UGM, dalam pernyataan tertulis, Kamis (7/10).

Ia menuturkan, selter di bawah Satgas Covid-19 UGM sebenarnya hanya satu, yaitu selter di Baciro. Adapun Rumah Sakit Khusus Covid di UC UGM dan Wisma Kagama berada di bawah Rumah Sakit Akademik UGM. Sedangkan RSUP Dr Sardjito dan Pemerintah Kabupaten Sleman berwenang atas selter PIAT UGM.

“Ada lagi selter yang difungsikan oleh Pemerintah Daerah Klaten yang berada di Museum Geologi. Lalu, ada lagi satu selter yang hingga kini belum difungsikan yaitu selter yang berada di Karanggayam," katanya.

Menurut Rustamadji, kondisi itu patut disyukuri karena beberapa relawan Satgas Covid-19 UGM bisa kembali ke barak dan bersiap menyiapkan rencana Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terkendali di UGM.

Satgas Covid-19 UGM itu bersiap menyambut kedatangan para mahasiswa dengan turut menyiapkan kuliah luring. Kendati demikian, keikutsertaan PTM Terkendali diserahkan ke orang tua dan mahasiswa. Mereka bisa menentukan pilihan untuk kuliah luring atau daring.

“Atau malah kombinasi keduanya, karenanya kita menyiapkan berbagai prasyarat untuk pelaksanaannya. Karena PPKM kita saat ini level 3, artinya ruang-ruang kuliah yang diperbolehkan masih 25 persen. Karenanya harus disiapkan betul sarana prasarannya baik oleh fakultas, DPP, dan pihak-pihak lainnya," ujarnya.

Rustamadji menambahkan, Satgas Covid-19 UGM bersama Direktorat Kemahasiswaan juga akan membantu pelaksanaan ekstrakurikuler. Menurutnya, ekstrakurikuler  harus dijalankan seiring PTM Terkendali mengingat mahasiswa akan memiliki banyak waktu luang.

“Ini dengan pertimbangan kuliah belum bisa full, maka untuk menjaga luang waktu yang banyak agar tidak dipergunakan ke mana-mana dan mengurangi risiko, UGM menyiapkan kegiatan ekstra," paparnya.

Rustamadji tidak menampik kampus akan lebih ramai saat kuliah tatap muka. Karena itu, ia berharap semua pihak tetap menerapkan prokes. Aktivitas makan dan beribadah dinilai paling rawan karena banyak orang akan bertemu.

“Apalagi untuk makan kan harus buka masker dan seterusnya. Juga untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya ekstrakurikuler, saya khawatirkan banyak kecenderungan nanti anak-anak muda tidak ketat prokes. Karenanya, mohon sekali untuk tetap menjalankan prokes," ujarnya.

Ia menuturkan, kondisi saat ini sesungguhnya belum aman, sehingga saat PTM Terkendali Satgas Covid-19 UGM akan melakukan reevaluasi. Dengan jumlah terbatas, satgas tidak mungkin mendampingi setiap kelas tatap muka.

“PTM Terkendali ini kan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab Satgas Covid UGM, tetapi menjadi tanggung jawab bersama Direktorat Aset, PK4L, DPP, HPU, fakultas dan lain-lain," ujarnya.

Tiap fakultas pun harus mengawasi PTM Terkendali. "Kita paling hanya akan melakukan uji petik dengan cara keliling untuk memantau jalannya PTM Terkendali," tandasnya.

Bukan hanya di kampus UGM, situasi pandemi DIY pun cenderung terus menurun. Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan kasus Covid-19  di DIY bertambah 33 kasus. "Posivity rate harian 0,45 persen. Total kasus terkonfirmasi menjadi  155.175 kasus," ujarnya.

Adapun penderita sembuh hari ini sebanyak 83 orang, sehingga total sembuh menjadi 148.899 kasus. Hanya satu orang meninggal karena Covid-19 di DIY hari ini, yakni warga Sleman. "Total kasus kematian menjadi  5212 kasus," kata Ditya.

232