Home Kesehatan IAW: Ucapan Anies Bukan Sebatas Mengenang Mendiang Sardjono

IAW: Ucapan Anies Bukan Sebatas Mengenang Mendiang Sardjono

Jakarta, Gatra.com – Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Junisab Akbar, mengatakan, ungkapan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, soal Direktur Utama (Dirut) PT Transportasi Jakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusomo, bukan sebatas mengenang almarhum.

Junisab di Jakarta, Jumat (8/10), mengatakan, Anies saat melayat ke rumah duka menyampaikan bahwa almarhum Sardjono merupakan sosok energik dan optimistis serta sukses menakhodai Transjakarta melewati masa-masa menantang setahun terakhir.

Selain itu, mendiang merupakan sosok cerdas, selalu melahirkan ide-ide baru, dan supel bergaul sehingga mempunyai banyak teman menunjukkan bahwa Anies mengetahui orang yang diberinya kepercayaan.

Terlebih, lanjut Junisab, Anies dalam cuitan di twitternya menyampaikan secara rinci langkah-langkah bawahannya untuk memajukan Transjakarta hingga kondisi sakit berkepanjangan saat dalam perjalanan dinas ke Amerika Serikat untuk mewujudkan rencana Transjakarta memakai bus listrik.

Sesampainya di Tanah Air, Sardjono menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gator Soebroto, Jakarta Pusat, dan menghembuskan napas terakhir pada Minggu (3/10).

Menurut Junisab, ungkapan orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta itu menunjukkan bahwa dia mengetahui rekam jejak dan kinerja orang yang ditunjuknya untuk mengemban tanggung jawab.

Ia melanjutkan, Anies mempunyai sentuhan kemanusiaan untuk membalas kemampuan yang maksimal dari anak buahnya. Model asesmen kepemimpinan seperti itu, saat ini sudah nyaris terlupakan oleh banyak pemimpin di berbagai level.

Lebih jauh Junisab menyampaikan, Anies sangat intens sehingga mampu secara detail mengurai kinerja anak buahnya. Dia juga mampu memikirkan bahwa layanan publik Transjakarta adalah urat nadi penilaian kinerjanya sebagai Gubernur.

“Sepengamatan kami, pernyataan Anies itu tumbuh sebagai hasil dari kemampuan tim yang dibangun oleh almarhum,” ungkapnya.

Almarhum Sardjono, lanjut Junisab, mampu mengajak, mengumpulkan serta membentuk tim yang kebanyakan berlatarbelakang pilot untuk membantunya berkinerja maksimal sehingga hasilnya di atas rata-rata kinerja jajaran direksi lama Transjakarta.

“Direksi saat ini ideal untuk dirampingkan tentu dengan nomenklatur yang baru sesuai dengan tantangan Transjakarta yang sudah diasesmen oleh Anies tersebut,” katanya.

Penilaian detail tersebut merupakan kepuasan Anies atas kinerja almarhum meski dia memimpin Transjakarta dalam waktu relatif singkat. Tim yang dibentuk almarhum, kata Junisab, idealnya patut untuk dilanjutkan penatakelolaannya oleh Anies.

Menurut Junisab, agar asesmen Gubernur tersebut langgeng terwujud tentu sudah bisa dipetakan olehnya, tentang seperti apa model manajemen direksi yang tepat untuk tatakelola Transjakarta ke depan. Apalagi dalam RJPP Transjakarta sampai tahun 2030 ditargetkan ada 10.051 bus yang dioperasikan. Artinya, nanti semua bus mereka akan beralih ke listrik. Itu juga harus perlu kerja sama yang mumpuni dengan operator.

Kinerja tim dan jejaring yang sudah dibentuk oleh almarhum tentu adalah sesuatu potensi. “Oleh karena itu, tinggal bagaimana Gubernur Anies mengelola agar potensi itu bisa eksis mewujudkan harapannya demi melayani kebutuhan warga Jakarta,” ucapnya.

132