Home Politik Berkoar Jelang Musda, Kader Partai Demokrat di NTT Minta Anita Ga Instropeksi Diri

Berkoar Jelang Musda, Kader Partai Demokrat di NTT Minta Anita Ga Instropeksi Diri

Kupang, Gatra.com - Anita Ga anggota DPR RI Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), diminta instropeksi diri terkait pernyataannya menyoal perolehan suara Partai Demokrat di NTT pada pemilu lalu, yang didengungkan menjelang perhelatan Musda.

“Saya minta Anita Ga bercermin diri. Karena perolehan suara pribadinya saja tidak mencukupi perolehan satu kursi di DPR RI. Dia duduk di Senayan itu karena adanya topangan suara dari partai dan kader di daerah,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang, Herry Kadja ( 9/10 ).

Lebih lanjut Herry sangat menyayangkan pernyataan Anita Ga, yang dinilai pernyataannya itu tidak mencerminkan dirinya sebagai kader senior partai yang sering digaungkan di mana-mana.

“ Pernyataan Anita tidak persis sama dengan apa yang dikerjakan untuk membangun partai. Statemennya tidak cukup matang, tidak bijaksana, layaknya seorang senior yang mau mengabdikan diri memperkuat partai,” jelasnya.

Sebagai Ketua DPC partai berlambang merci yang membawahi PAC hingga ranting Herry mengaku, jika selama ini dirinya tidak melihat peran dan kontribusi Anita Ga, dalam memperkuat struktural partai dan memperdayakan kader di NTT.

“Jika Anita Ga ingin membuat perubahan, seharusnya mengambil bagian dalam semangat perubahan. Aneh sekali, tidak pernah terlibat kok, tetapi klaim ingin membuat perubahan. Malah menuding perolehan suara di NTT merosot pada pileg lalu. Mengapa ini dibuat saat jelas Musda. Ada apa,” terangnya.

Menurut Herry, terlalu berlebihan jika menimpakan kegagalan Pileg pada pimpinan partai saja. Sementara Anita, sebagai bagian dari partai hanya nampak mengurus diri sendiri saja, itu pun hanya hadir di saat Pileg.

“Saya pikir dengan perolehan suara Partai Demokrat secara nasional yang pada pileg 2014 mendapat 10,9 persen turun menjadi 7 persen. Faktor penyebab anjloknya suara partai karena ketiadaan figur Capres atau Cawapres. Selain itu ada isu-isu nasional yang kontra produktif dengan kondisi di NTT. Karena pata taran tingkat nasional adanya pertarungan Nasionalis versus Religius,” terangnya.

Terkait pernyataan lain, Anita bahwa bahwa adanya kader dengan kader dibenturkan menurut Herry pernyataan kader senior seperti ini justru membuka peluang besar untuk mengadu domba dan terjadinya pembenturan antar kader. Karena itu menjelang Musda Partai Demokrat NTT ini saya minta agar kader lebih tenang dan tidak perlu membuat statement yang justru meruncingkan keadaan.

“ Jika Anita bilang Demokrat harus alami perubahan, bagi kami Demokrat dibawah kepemimpinan Jefry Riwu Kore mengalami perubahan yang nyata. Karena itu bersama Ketua Umum AHY kami akan menjemput kemenangan besar pada Pemilu 2024 yang akan datang. Kepada kader Partai Demokrat di NTT saya minta tenang ,” tegas Herry.

Sementara itu Ketua DPD Partai Demokrat NTT Jefry Riwu Kore, yang kembali mencalonkan diri pada Musda Partai minta semua kader Partai tenang dan tidak terpancing isu kader tertentu yang mencoba mengadu domba.

Saya minta semua kadr Partai dari 22 Kabupaten / Kota di NTT tenang dan tidak terpancing dari kader tertentu yang mungkin untuk kepentingan tertentu pula menjelang Musda ,” tegas Jefry yang juga Walikota Kupang ini.

Menyangkut peluangnya dalam Musda Partai Demokrat nanti, Jefry menyerahkan sepenuhnya kepada kader pemegang hak suara dari 22 Kabupaten / Kota dan DPD maupun DPP.

“Soal peluang saya serahkan sepenuhnya kepada para pemegang hak suara pada Musda. Namun dari hasil kerja untuk Partai selama ini saya tidak mendahului Tuhan, tetapi saya optimis akan kembali unggul pada Musda untuk pimpin DPD Partai Demokrat NTT,” katanya.

4490