Home Gaya Hidup Indonesia Telah Daftarkan 7 Naskah dan Arsip ke UNESCO sejak 2006

Indonesia Telah Daftarkan 7 Naskah dan Arsip ke UNESCO sejak 2006

Jakarta, Gatra.com – Indonesia telah mendaftarkan sebanyak tujuh naskah dan arsip nasional ke badan PBB bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan, UNESCO, sejak tahun 2006.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dalam sebuah webinar yang digelar pada Senin, (11/10/2021).

Menurutnya, Indonesia telah mendaftarkan sejumlah tujuh naskah dan arsip tersebut melalui sebuah komite yang dinamai Komnas Memory of the World (MoW) yang berada di bawah naungan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

“Sepanjang aktivitasnya sejak 2006, Komnas MoW bersama-sama dengan berbagai instansi dan lembaga, baik dari pemerintah maupun masyarakat, terutama Perpusnas dan ANRI, itu kami sudah berhasil me-register tujuh naskah dan arsip koleksi menjadi ingatan dunia di UNESCO,” ujar Tri dalam kata sambutannya.

Salah satu naskah tersebut adalah Naskah Nagara Kertagama yang didaftarkan ke UNESCO pada tahun 2008 dan 2013. Dengan demikian, naskah tersebut sudah resmi diakui sebagai ingatan kolektif dunia (memory of the world).

Naskah lainnya adalah Naskah La Galigo yang sudah diakui pada tahun 2011, Naskah Babad Diponegoro pada 2013, Arsip Konferensi Asia-Afrika pada 2015, dan Arsip Restorasi Borobudur, Arsip Tsunami Samudera Hindia, dan Naskah Cerita Panji pada 2017.

“Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu, teman-teman, kolega, yang telah membantu menjadi pokja penyusunan nominasi naskah dan arsip tersebut,” ucap Tri.

Untuk selanjutnya, ANRI melalui Komnas MoW berencana akan mengajukan naskah pidato presiden pertama RI, Soekarno, yang bertajuk “To Build the World Anew” atau Membangun Dunia Kembali untuk didaftarkan sebagai ingatan kolektif dunia di UNESCO berikutnya.

90