Home Internasional Oposan Putin Ditetapkan sebagai Tahanan Ekstremis dan Teroris

Oposan Putin Ditetapkan sebagai Tahanan Ekstremis dan Teroris

Moskwa, Gatra.com – Penentang Pemerintahan Putin, Alexey Navalny, yang tengah dipenjara mengaku pada hari Senin (11/10) bahwa komisi penjara telah menetapkan dirinya sebagai seeorang tahanan ekstremis dan teroris, namun dirinya secara resmi tidak lagi menyandang status sebagai tahanan yang berisiko tinggi melarikan diri.

Navalnya mengumumkan, itu melalui akun di Instagram bahwa dia telah dipanggil di hadapan petinggi penjara yang kompak mendukung perubahan status tahanan dirinya. Penetapan tersebut menandakan eskalasi lebih lanjut terkait tekanan terhadap sosok oposan Presiden Vladimir Putin itu.

Navalny yang menjalani hukuman dua setengah tahun penjara karena pelanggaran pembebasan bersyarat, itu mengaku tidak ambil pusing denga penetapan status itu. Ia bahkan menyambut baik hal tersebut karena kini dia tidak lagi ditunjuk sebagai orang yang rentan melarikan diri. Pasalnya, dengan begitu, dia tak akan menjadi sering lagi menjadi sasaran pemeriksaan di malam hari.

“Cuma sekarang ada tanda di atas ranjang saya yang menyatakan saya adalah seorang teroris,” ujar Navalny dalam postingan tersebut, yang diterbitkan dengan bantuan pengacaranya.

Untuk diketahui, Navalny dipenjara ketika dirinya kembali ke Rusia, sepulangnya dari Jerman, tempat di mana dirinya telah menjalani perawatan berbulan-bulan untuk pulih dari keracunan saraf langka di Siberia pada Agustus 2020. Pihak Kremlin menampik keterlibatannya dalam insiden tersebut.

Gerakan Navalny menerima pukulan telak pada bulan Juni ketika pengadilan memutuskan kegiatan pendukungnya sebagai aksi ekstremis. Banyak simpatisan Navalny yang rumahnya digerebek atau kebebasan bergeraknya dibatasi. Beberapa dari mereka juga telah melarikan diri ke luar negeri.

Bulan lalu, kata Navalny, dilansir dari Aljazeera bahwa Rusia membuka tuduhan kasus kriminal baru terhadap Navalny yang bisa membuatnya dipenjara selama satu satu dekade lagi.

Beberapa pendukungnya mengkritik penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian yang pekan lalu jatuh kepada jurnalis Rusia Dmitry Muratov. Pendukung Navalny mengatakan bahwa penghargaan tersebut lebih layak dianugerahkan kepada sosok Navalny.

116