Home Internasional Gaza Hadapi Krisis Air, 97% Telah Tercemar

Gaza Hadapi Krisis Air, 97% Telah Tercemar

Gaza, Gatra.com - Organisasi pembela hak asasi manusia telah memperingatkan sejak bertahun-tahun lalu tentang suplai air bersih yang semakin memburuk di wilayah Jalur Gaza.

Krisis air di Gaza berdampak pada dua juta penduduk wilayah itu. Banyak orang di Gaza harus membeli air minum dari pihak swasta akibat suplai air dari pemerintah sering tidak berfungsi karena pemadaman listrik yang lama. Selain itu, tak jarang air yang keluar rasa airnya terlalu asin untuk diminum.

“Rasanya seperti berasal dari laut. Kami tidak bisa menggunakannya untuk minum, memasak, atau bahkan mandi,” ujar Falesteen Abdelkarim, seorang warga dari kamp pengungsi Al-Shati, dilansir dari Al-Jazeera, Rabu (13/10).

Abdelkarim menuturkann warga hanya memiliki akses air dari kota sebanyak tiga kali dalam sepekan dan terkadang air tersebut bercampur dengan kotoran akibat kerusakan infrastruktur di kamp-kamp pengungsi yang tidak dapat ditangani dengan baik.

“Hidup di kamp-kamp pengungsi sangat menyedihkan. Kami selalu membeli air minum dari pedagang kaki lima,” ujar Abdelkarim.

Kondisi ini turut berdampak serius pada kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Mereka menghadapi risiko penyakit yang terkandung dalam air tersebut.

Untuk diketahui, krisis air di Gaza telah memburuk selama beberapa dekade terakhir akibat blokade Israel, pemangkasan dana kemanusiaan untuk Palestina, dan serangkaian agresi militer Israel.

Pada sesi ke-48 Dewan Hak Asasi Manusia PBB Senin (11/10) lalu, Global Institute for Water, Organisasi pemerhati lingkungan dan kesehatan, beserta Euro-Mediterania Human Rights Monitor mengatakan air di Gaza tidak dapat diminum dan perlahan meracuni masyarakat.

“Blokade Israel jangka panjang telah menyebabkan kerusakan serius terhadap keamanan suplai air bersih di Gaza, membuat 97% air terkontaminasi,” tulis pernyataan organisasi tersebut.

“Penduduk di daerah yang terkepung itu dipaksa untuk menyaksikan keracunan perlahan dari anak-anak dan orang yang mereka cintai.” pungkasnya.


 

64