Home Kesehatan GKIA Ingatkan Masyarakat Hindari Kemasan Pangan Mengandung BPA

GKIA Ingatkan Masyarakat Hindari Kemasan Pangan Mengandung BPA

Jakarta, Gatra.com – Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) mengingatkan masyarakat agar memperhatikan kandungan Bisphenol-A (BPA), dalam kemasan pangan. Senyawa ini berbahaya bagi kesehatan jika terkonsumsi melebihi batas maksimal yang ditoleransi tubuh.

Koordinator Presidium GKIA, Nia Umar, menjelaskan BPA adalah bahan kimia yang biasa dipakai dalam kemasan plastik polikarbonat (PC) agar tetap keras dan tidak mudah hancur. Selain itu, juga digunakan untuk melapisi bagian kemasan dari makanan kalengan.

“Buat anak-anak, sebenarnya risiko BPA cukup tinggi. Sebab, masih ditemukan ada botol susu bayi yang mengandung BPA. Yang membuat BPA berisiko adalah ketika ada pemanasan berulang kali pada plastik polikarbonat tadi,” ungkap Nia dalam diskusi daring, Rabu (13/10).

Nia mengatakan, kondisi tersebut mengakibatkan BPA ikut larut ke asupan yang ada di dalam botol itu. Sehingga, bayi yang diberi makan secara artifisial berpotensi menelan BPA dosis ganda, yakni dari botol susu maupun lapisan kaleng yang masuk ke susu bubuk anak.

“BPA menjadi problematis karena ada di mana-mana dan bisa masuk dengan mudah ke dalam rantai konsumsi. Apalagi, BPA ternyata berkontribusi terhadap perkembangan sel kanker pada manusia,” imbuhnya.

Menurut Nia, masyarakat perlu menghindari penggunaan BPA dengan mencari media lain yang aman. Kemudian, juga tidak memanaskan plastik kemasan guna mencegah kemungkinan adanya kandungan BPA karena tidak ada pengawasan pasar yang ketat.

“Upaya lainnya adalah tidak mengonsumsi makanan kalengan. Sebab, di dalamnya ada lapisan BPA yang bisa masuk ke makanan di kemasan tersebut. Ternyata makanan ultra proses berhubungan dengan munculnya penyakit degeneratif,” katanya.

Nia menuturkan, penggunaan BPA di kemasan pangan sudah dilarang di Eropa dan sejumlah negara lain. Dia pun mendorong pemerintah agar lebih ketat mengatur kemasan yang mengandung BPA sebagai wujud upaya melindungi masyarakat.

“BPA adalah polusi yang ‘tidak terlihat’, kata Tricia Groff. Tetapi, bisa masuk ke mana-mana lewat berbagai cara. Penggunaannya yang terlalu masif dan tidak disadari akan membuat banyak orang terkena penyakit akibat penumpukan BPA sedikit demi sedikit,” ujarnya.

101