Home Politik Survei SMRC: Masyarakat Minang dan Sunda Tak Puas dengan Kinerja Jokowi

Survei SMRC: Masyarakat Minang dan Sunda Tak Puas dengan Kinerja Jokowi

Jakarta, Gatra.com- Lembaga survei SMRC baru saja merilis temuan survei opini publik nasional bertajuk “Dua Tahun Kinerja Presiden Jokowi” pada Selasa, (19/10/2021). Salah satu temuannya adalah bahwa masyarakat Minang dan Sunda menempati dua posisi terbawah terkait tingkat kepuasan kepada Presiden Jokowi.

“Berdasarkan etnik dan agama, kelihatannya etnis Minang dan etnis Sunda paling rendah tingkat kepuasannya terhadap kinerja Jokowi,” ujar Direktur Eksekutif SMRC, Sirojuddin Abbas.

Dari temuan survei SMRC, tingkat kepuasan masyarakat Minang hanya mencapai angka 37% dan sekaligus menjadi yang terendah di antara kelompok masyarakat lainnya. Di posisi kedua terendah ada masyarakat Sunda yang tingkat kepuasannya hanya 49%.

Dua posisi tersebut kemudian disusul oleh etnis Betawi dengan angka 51%, etnis Madura 68%, etnis Bugis dan Batak 77%, dan yang tertinggi adalah etnis Jawa dengan angka kepuasan 76%. “Dan juga masyarakat muslim kelihatannya lebih tinggi ketidakpuasannya atau paling rendah tingkat kepuasannya terhadap Presiden Jokowi,” imbuh Sirojuddin.

Menurut temuan SMRC, tingkat kepuasan masyarakat beragama Islam terhadap kinerja Jokowi hanya mencapai 66%. Sementara untuk kelompok agama lainnya, tingkat kepuasannya lebih besar, yaitu 70%.

Peneliti politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips Jusario Vermonte, memandang sebelah mata temuan survei di atas. Menurutnya, temuan di atas tak begitu penting.

“Menurut saya, itu nggak relevan karena masyarakat kita ternyata sangat rasional. Terlepas dari apa pun etnisnya, [masyarakat] bisa memilah-milah isu dan berbagai persoalan terhadap Pak Jokowi,” ujar Philips saat menanggapi temuan survei di atas.

Akan tetapi, di sisi lain, Sirojuddin tetap menilai bahwa temuan survei di atas tetap penting dan menarik. “Apa boleh buat? Kita harus catat juga. Kelompok ini apakah disebut sebagai etnik kritis atau gimana mungkin bisa jadi juga,” ujarnya.

“Saya kira penting untuk dimengerti bahwa pemerintah perlu memikirkan mereka [Sunda dan Minang] secara lebih serius atau mendalami apa sebetulnya yang membuat warga Minang atau warga Sunda itu kritis dan tingkat kepuasannya lebih rendah dibanding kelompok-kelompok etnis atau wilayah yang lain,” imbuh Sirojuddin.

Survei SMRC ini dilakukan dalam rentang waktu 15-21 September 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Responden dipilih secara random (multistage random sampling) dan berjumlah 1.220 responden.

Akan tetapi, SMRC menyatakan bahwa jumlah responden yang diwawancara secara valid hanya berjumlah 981 responden atau sekitar 80% dari total responden yang dipilih. Margin of error dari survei ini adalah kurang lebih 3,19%. Sementara tingkat kepercayaannya adalah 95%.

 

582