Home Ekonomi Tiga Target Besar Industri Hulu Migas Tahun 2030

Tiga Target Besar Industri Hulu Migas Tahun 2030

Jakarta, Gatra.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyusun rencana strategis bernama Indonesian Oil and Gas 4.0 (IOG 4.0). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan peran strategis industri hulu migas bagi perekonomian nasional.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan IOG 4.0 mencakup tiga target besar yang ingin dicapai pada tahun 2030. Kesatu, mampu memproduksi minyak hingga 1 juta barel per hari (bph) serta gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

Target kedua adalah meningkatkan efek berganda (multiplier effect) industri hulu migas terhadap sektor-sektor lainnya, sehingga bisa memperkuat kapasitas nasional yang berdaya saing. Kemudian, SKK Migas juga menargetkan penciptaan keberlanjutan lingkungan.

Dwi menyatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing pemasok nasional. Dia mencontohkan, adanya ketentuan kewajiban penggunaan barang atau jasa dalam negeri, penerapan centralized integrated vendor database (CIVD), dan program pelaksanaan penilaian bersama.

“Upaya lainnya seperti uji coba produk dalam negeri, market inteligence dan database kemampuan nasional, serta penandatanganan kerja sama strategis dengan BUMN. Selain itu, penguatan sistem pengawasan penggunaan barang atau jasa dalam negeri di KKKS dan implementasi ketentuan TKDN,” jelas Dwi, Kamis (21/10).

Sementara itu, terdapat lima strategi utama untuk mencapai target produksi minyak 1 juta bph dan 12 miliar gas BSCFD. Strategi tersebut antara lain berupa optimalisasi produksi lapangan eksisting, transformasi sumber daya contingent ke produksi, dan mempercepat chemical Enhanced Oil Recovery (EOR).

Dwi menambahkan, pihaknya juga akan menggalakkan kegiatan eksplorasi migas, serta mempercepat peningkatan regulasi melalui one door service policy (ODSP) dan insentif hulu migas. Di sisi lain, perlu ada perbaikan fasilitas perpajakan dan penetapan harga DMO hingga 100% untuk PSC cost recovery.

“Pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk membuat iklim industri hulu migas lebih atraktif, dengan berbagai kemudahan perizinan dan insentif. Kini, [tinggal] bagaimana perusahaan dalam negeri berupaya turut mengawal arah kebijakan dan strategi nasional ini,” katanya.


 

575