Solo, Gatra.com – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan pembelajaran tatap muka (PTM) tidak berhenti usai temuan klaster Covid-19 di sekolah. Pasalnya selama pandemi Covid-19 hampir dua tahun ini, sekolah ditutup.

”Sekolah sudah tutup dua tahun mosok mau ditutup lagi karena beberapa kasus,” kata Gibran saat ditemui, Jumat (22/10).

Menurutnya, potensi penularan Covid-19 paling besar justru di luar sekolah. Sebab selama ini kegiatan di sekolah hanya berlangsung dua hingga tiga jam. Untuk itu, ia meminta orang tua untuk meningkatkan pengawasan pada anaknya.

”Yang perlu diwaspadai justru di luar (sekolah), termasuk saat di rumah,” katanya.

Setelah ditemukan klaster PTM ini, Pemkot Solo memonitor kegiatan di semua sekolah. Ia juga berencana memperluas program surveilans dari Kementerian Kesehatan dengan melakukan testing pada murid dan guru di sekolah.

Pasalnya program Kementerian Kesehatan tersebut hanya menyasar beberapa sekolah. Dirinya berencana melakukan testing serupa di sekolah lain dengan metode acak.

”Pokoknya surveilans jalan terus. Random sampling jalan terus,” ujarnya.

Saat ini enam sekolah di Solo ditutup akibat sejumlah murid dan guru terpapar Covid-19. Total ada 62 murid dan guru positif Covid-19 dari empat SD dan dua SMP.