Home Kebencanaan Kadin: Geografis Indonesia Sangat Rawan Bahaya Alam

Kadin: Geografis Indonesia Sangat Rawan Bahaya Alam

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan lokasi geografis Indonesia telah membuatnya sangat rawan oleh bahaya alam seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, tanah longsor, tsunami dan letusan gunung berapi.

"Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta, Indonesia merupakan negara keempat terpadat di dunia dan negara terluas di Asia Pasifik,” katanya, dalam sambutannya lewat sebuah video di webinar bertajuk "Peran Lembaga Usaha dalam Membangun Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana", yang disiarkan langsung melalui Zoom dan kanal YouTube Kadin Indonesia pada Jumat, (22/10)

Arsjad mengatakan, lebih dari 12 ribu pulau, lokasi geografis Indonesia telah menjadikan sangat rawan bahaya alam seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, tanah longsor, tsunami dan letusan gunung berapi.

"Sistem sosial ekonomi Indonesia juga sangat rentan terhadap resiko perubahan iklim," ujarnya.

Ia menyebut diperkirakan naiknya permukaan laut dapat menyebabkan banjir di 405 ribu hektar lahan pesisir, mempengaruhi 17 juta orang-orang di negara dan mempengaruhi 39% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di wilayah pesisir di tahun 2100 mendatang.

Selain itu, kata Arsjad, kebakaran hutan yang didorong oleh ekspansi pertanian telah melonjak setiap musim panas di Indonesia. Hal ini menciptakan krisis kabut asap dan kesehatan masyarakat, termasuk lebih dari 100 ribu jiwa kematian di seluruh Asia Tenggara.

"Pentingnya kecepatan dan skala adaptasi dalam Indonesia perlu ditingkatkan untuk menjaga peningkatan resiko tersebut," ujarnya.

Arsjad mengatakan, dengan skala dan siklus bencana yang cenderung meningkat, sehingga menimbulkan dampak dan kerusakan yang lebih besar terhadap harta benda, prasarana, lingkungan serta hilangnya nyawa. 
Menurutnya, kerugian dan dampak tersebut juga diakibatkan karena belum dilakukannya penanggulangan bencana secara optimal.

85