Home Ekonomi PBA Jajaki Peluang Ekspor Produk UMKM ke Pasar Eropa

PBA Jajaki Peluang Ekspor Produk UMKM ke Pasar Eropa

Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Perkumpulan Bumi Alumni (PBA), Ary Zulfikar, menyampaikan, pihaknya terus berupaya membuka peluang ekspor berbagai produk hasil UMKM yang tergabung dalam PBA. Salah satunya menjajaki ekspor ke pasar Eropa.

Ary dalam siaran pers yang diterima pada Minggu (24/10), menyampaikan, pihaknya terus menjajaki berbagai peluang ekspor ke pasar di Benua Biru tersebut. Salah satunya, PBA melakukan webinar bertajuk “Optimalisasi Potensi Peluang Ekspor Produk UMKM ke Pasar Eropa”.

Webinar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Belgia, Luxemburg, dan Uni Eropa, Andri Hadi; dan Ary Zulfikar dimoderatori oleh penggerak UMKM Alumni, Dewi Tenty.

Adri menyampaikan, produk UMKM Indonesia memiliki potensi yang sangat besar apabila masuk ke pasar Eropa. Saat ini, produk ekspor UMKM Indonesia ke Belgia sejumlah US$131 juta dan Belanda US$ 150 juta.

Menurutnya, Luxembourg Uni Eropa memilik pasar yang sangat besar, terdiri dari 27 negara yang berpenduduk kurang lebih 510 juta orang. Terdapat sejumlah tantangan bagi pelaku UMKM Indonesia untuk memanfaatkan peluang besar pasar Eropa tersebut.

Salah satu tantangannya, lanjut pria yang akrab disapa kang Andri ini, yakni market di negara Belgia dan Eropa dinilai sangat mendukung pola hidup ramah lingkungan, sehingga green produce dan green energy sangat diminati.

Menurut kang Andri, mereka sering menolak produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Seperti misalnya, produk ekspor yang menggunakan bahan dasar palm oil sering diindikasikan sebagai produk yang tidak ramah lingkungan.

“Hal ini menjadi stigma, seolah-olah produk dari Indonesia yang menggunakan palm oil tidak ramah lingkungan,” ungkapnya.

Kang Andri juga menekankan terhadap para pelaku UMKM yang ingin melakukan ekspor ke Eropa, agar memperhatikan sustainability produknya. Hal ini sangat berpengaruh karena hal tersebut merupakan standar yang ditetapkan agar produk tersebut dapat dipasarkan.

Kang Andri sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh PBA dalam memasarkan produk-produknya melalui jalur diaspora, karena paling tidak basis awal untuk mengenalkan produk-produk Indonesia di pasar global.

“Kami selaku Dubes memiliki tugas juga untuk membantu promosi produk-produk UMKM ke negara-negara dimana kami ditugaskan,” ujar Andri. Ia akan mencari mitra-mitra di Eropa untuk menjajaki kerja sama dengan PBA.

Terakhir, Andri menyampaikan, Kedubes Republik Indonesia untuk Belgia, Luxemburg, dan Uni Eropa siap mendukung upaya PBA menjajaki ekspor ke Benua Eropa. Ia menilai bahwa PBA telah menerapkan posisi yang sangat baik dalam konteks untuk mengembangkan dan memberdayakan para pelaku UMKM.

“Salut Kang, untuk inisiatif ini dan segmen-segmen yang betul-betul menjadi salah satu alternatif pilihan untuk bisa mengembangkan perekonomian,” ujar Andri.

Dewi Tenty menyampaikan, PBA sudah mengarah kepada produk ramah lingkungan dengan prinsip zero waste, seperti produk Lupba, suatu merek kolektif yang diusung oleh anggota UMKM PBA.

“Kami di PBA sudah membagi produk-produk UMKM dalam beberapa cluster, seperti antara lain cluster kopi, fashion dan craft” ujar Dewi Tenty yang akrab dipanggil teh Dete.

Sementara itu, Arief Rachman, Atase Pertanian yang hadir juga dalam acara tersebut, mengatakan, pasar kopi sangat concern segala hal yang berkaitan dengan sustainability yang dibuktikan dengan sertifikasi. Kopi dengan sertifikasi bio organik sangat mendominasi Pasar Groceries, Belgia.

Adapun atase perdagangan, Merry Indriasari, menekankan bahwa karakter market di Eropa adalah mereka sangat menghargai transparansi informasi terhadap suatu produk, kandungan bahan baku yang digunakan apa dan apakah bermanfaat buat kesehatan mereka. Hal ini yang menjadi tantangan buat produk yang akan masuk ke pasar Eropa.

Hasan Lubis dari cluster kopi juga menyatakan bahwa produk-produk kopi kita sangat beragam, ada kopi mandailing, sipirok, lampung, gunung halu dan kopi lainnya yang siap untuk masuk ke pasar global.

Sedangkan, Ati Diantini dari cluster fashion juga menyampaikan produk fashion yang dibuatnya juga sudah memperhatikan kearifan lokal dan ramah lingkungan.

Kang Azoo, demikian Ary Zulfikar karib disapa, mengatakan, pihaknya telah mengandeng Prime Global Network untuk dapat mengekspor berbagai produk hasil UMKM PBA. Kerja sama tersebut dituangkan dalam MoU pada akhir bulan lalu. Awalnya, kerja sama ini untuk menembus pasar Korea Selatan (Korsel) dan pasar global, termasuk Eropa.

Azoo yang juga menjabat Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut menyampaikan tiga hal utama dalam mengembangkan UMKM, yaitu komitmen, integritas, dan solidaritas.

Tiga hal tersebut menjadi kunci dalam mengembangkan produk-produk UMKM yang bernaung dalam PBA. Ia juga tidak lupa mengajak kepada semua pelaku UMKM yang tergabung dalam PBA untuk secara bersama-sama mencari peluang dengan membangun ekosistem.

Untuk mewujudkan cita-cita kemandirian wirausaha seluruh pelaku UMKM, kang Azoo menegaskan bahwa kerja sama merupakan hal yang tidak kalah penting. Frasa atau filosofi yang ia gunakan untuk menggambarkan hal tersebut dengan men-quote Hendri Ford, “Coming together is a beginning, keeping together is a progress, working together is a success. Namun working together merupakan hal yang paling utama. “Di sini kita bekerja bersama-sama, bukan sama-sama kerja,” katanya.

Selain pasar global, PBA juga menggarap pasar domestik. PBA akan menjalin kerja sama dengan perusahaan logistik lokal KirimAja, layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital, yang merupakan salah satu perusahaan Garuda Indonesia Group. Diharapkan dengan kerja sama tersebut dapat membantu para pelaku UMKM untuk mendistribusikan barangnya secara nasional.

Melalui kerja sama-kerja sama tersebut, kang Azoo menilai hal ini merupakan perkembangan yang cukup besar dan patut dibanggakan mengingat usia PBA yang baru menginjak satu tahun. Hal tersebut dinyatakannya sebagai sebuah dorongan untuk meningkatkan komitmen dalam meningkatkan UMKM.

“Semoga hal ini tetap bisa dipertahankan, membangun komitmen,” ucapnya.

228