Home Ekonomi Jogja Lirik Potensi Agrowisata Kelapa Kopyor Pati

Jogja Lirik Potensi Agrowisata Kelapa Kopyor Pati

Pati, Gatra.com - Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati sejak lama dikenal sebagai sentra kelapa kopyor di Jawa Tengah. Sehingga wajar, jika komoditas unggulan dari Pati bagian utara ini, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha pertanian. Termasuk potensi agrowisata kelapa kopyor. 
 
Petani asal Dukuh Naungan, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang tergabung dalam kelompok Tani Lestari Mulyo bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, berkunjung di agrowisata Omah Kopyor Ngagel. 
 
Kasi Produksi Tanaman Perkebunan DPKP DIY, Ir Bambang Budiadi mengatakan, kunjungan ini bertujuan untuk belajar secara langsung cara budidaya kelapa kopyor yang baik dan benar. Khususnya, melihat potensi agrowisata kelapa kopyor yang dipadukan dengan sajian kuliner. Mengingat di wilayahnya, model wisata seperti ini belum ada. 
 
"Para petani jauh-jauh datang kesini hanya untuk melihat teknis penanaman kelapa kopyor secara langsung. Dan ternyata agrowisata yang dipadukan dengan kuliner seafood disini sangat menjanjikan. Nantinya kalau di Jogya, bisa kita padukan dengan kuliner ayam ingkung," ujarnya di Omah Kopyor, Sabtu (30/10). 
 
Menurutnya, kunjungan ke Omah Kopyor di Desa Ngagel murni dari swadaya petani yang ingin mengembangkan agrowisata kelapa kopyor di daerahnya nanti. Harapannya, dengan mengetahui cara penanaman dan perawatan yang benar nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian petani dan mampu bangkit pasca pandemi. 
 
"Kebetulan kondisi geografis di Naungan hampir sama dengan yang ada di Dukuhseti ini. Sehingga kami yakin akan bisa mengembangkan potensi agrowisata kopyor di Yogyakarta. Mengingat, saat ini model wisata seperti ini belum ada di daerah kami," jelasnya. 
 
Pengelola Omah Kopyor, Tulus Sanyoto mengingatkan, bagi petani pemula yang ingin mengembangkan kelapa kopyor jangan terbuai dengan nilai ekonomis yang tinggi. Menurutnya, ada beberapa hal teknis yang harus dipahami sebelum menanam kelapa kopyor. 
 
"Jadi untuk pemula jangan dibayangkan dulu nilai ekonomisnya yang memang fantastis dibanding kelapa biasa. Karena setiap tandan buah kelapa yang kopyor alami hanya sekitar 25 - 35%. Dan potensi pohon berbuah kopyor itu hanya 70% dari yang kita tanam," terangnya. 
 
Tulus menambahkan, yang perlu diperhatikan selama menanam kelapa kopyor adalah cara pemupukan. Diperlukan pemupukan yang maksimal saat kelapa mendekati berbuah. Hal ini diperlukan agar nantinya malai buah yang dihasilkan juga semakin panjang dan buah yang dihasilkan juga banyak. 
 
"Selain itu, yang harus diperhatikan adalah potensi serangan hama utama kelapa yaitu kwangwung. Jadi harus diperhatikan pengendalian hama ini dengan memperhatikan kebersihan dan sistem sanitasi lingkungan. Upayakan juga jauh dari peternakan sapi," ujar Tulus. 
 
Saat ini, kebutuhan kelapa kopyor untuk pengunjung agrowisata seluas 3.500 m3 itu mencapai 300 butir per bulan. Di tingkat pengepul, harga kelapa kopyor bervariasi antara Rp25.000 hingga Rp57.000 tergantung diameter buah. Sementara untuk kebutuhan bibit mampu menjual 150 bibit kelapa kopyor per bulan dengan harga Rp25.000 per bibit. 
 
"Sementara untuk bibit yang bersertifikat dijual Rp30.000. Jadi, bertani kopyor masih sangat menjanjikan, dan pasarnya sangat terbuka lebar. Setelah diperbolehkannya obyek wisata beroperasi, Omah Kopyor sudah mulai ramai pengunjung. Dan omzet saat ini bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp1,8 juta tiap akhir pekan," sebutnya. 
1680