Home Internasional Angka Covid Meninggi, Rakyat Bulgaria Masih Emoh Divaksin

Angka Covid Meninggi, Rakyat Bulgaria Masih Emoh Divaksin

Sofia, Gatra.com - Bulgaria dikabarkan dengan cepat mendekati puncak kasus COVID-19 di negaranya. Di mana terdapat lebih dari 5.000 kasus positif virus corona dan 100 kematian akibat virus menular tersebut tiap harinya.

Akan tetapi saat jumlah kematian akibat virus tersebut telah meningkat serta sistem perawatan kesehatan menjadi tampak terlalu mengkhawatirkan, sebagian besar orang Bulgaria masih menolak untuk mendapatkan vaksin COVID-19, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Senin, (1/11).

Bulgaria, adalah negara yang saat ini memiliki tingkat vaksinasi COVID-19 terendah di 27 negara Uni Eropa (UE). Angka yang telah mendapatkan vaksin hanya sebesar 21,8% dari populasinya, di tengah pasokan vaksin yang melimpah.

Salah satu dari jutaan orang Bulgaria yang tidak ingin disuntik adalah Dimo Indzhov, seorang yang berusia 30 tahun dan tinggal di Sofia, Ibu Kota Bulgaria. "Saya tidak khawatir tentang efek samping, setiap obat memiliki efek samping. Sebaliknya, faktanya adalah bahwa vaksinnya sangat baru dan uji cobanya pada manusia telah dilakukan dengan tergesa-gesa," ujarnya kepada stasiun berita Al Jazeera.

Dimo mengatakan ia tidak menentang vaksin secara umum, tetapi ia tidak melihat perlunya mendapatkan vaksin COVID-19 pada saat ini. Di mana ia telah terpapar virus menular tersebut beberapa kali dan tidak jatuh sakit.

Di samping itu, kampanye Kementerian Kesehatan Bulgaria untuk mendorong vaksinasi, termasuk undian untuk jam tangan pintar, yang disebut "lelucon", gagal meyakinkannya. Serta, keragu-raguan terhadap vaksin telah merenggut ribuan nyawa orang Bulgaria.

Adapun sejak kampanye vaksinasi massal yang sudah dimulai pada Maret lalu, tercatat sekitar 11.000 kematian akibat virus corona. Di sisi lain, para ahli mengatakan kepada stasiun berita Al Jazeera bahwa terdapat informasi yang salah, kampanye vaksinasi yang tidak terorganisir dengan baik, dan pesan yang saling bertentangan dari politisi dan otoritas kesehatan adalah beberapa alasan mengapa penyerapan vaksin sangat rendah di negara tersebut.

116