Home Gaya Hidup Kemenhub Perlu Survei Lagi soal Potensi Mobilitas Warga saat Nataru

Kemenhub Perlu Survei Lagi soal Potensi Mobilitas Warga saat Nataru

Jakarta, Gatra.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, sebanyak 13% warga atau sekitar 34,6 juta orang berencana melakukan perjalanan antarkota di akhir tahun 2021. Temuan ini diketahui lewat survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub pada 11-20 Oktober 2021.

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan temuan survei tahun lalu yang dilaksanakan pada 29 November-11 Desember 2020, yakni sebanyak 24%. Balitbang Kemenhub perlu melakukan survei 1-2 kali lagi guna memperoleh pola pergerakan terkini hingga mendekati masa Natal 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai, masih ada potensi perubahan sikap warga melakukan pergerakan Nataru tahun ini. Selain karena beberapa perubahan kebijakan mendadak terkait pelonggaran persyaratan perjalanan, ada sebagian warga berkeinginan melakukan mobilitas.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI, Djoko Setijowarno, mengatakan potensi pergerakan warga pada Nataru 2021/2022 terjadi karena sejumlah faktor. Di antaranya, berbagai lokasi wisata rencananya akan dibuka dan masyarakat semakin percaya diri karena sudah mendapat suntikan vaksin.

“Saat ini, jumlah warga yang terpapar Covid-19 juga mengalami penurunan yang cukup berarti. Perekonomian masyarakat sudah mulai kembali bangkit. Saya berharap, masyarakat tetap waspada dan tidak bepergian selama masa libur Nataru karena kita belum aman dari ancaman Covid-19,” ungkap Djoko dalam keterangannya, Jumat (5/11).

Secara rinci, alasan melakukan perjalanan saat Nataru didominasi pulang kampung 30,2% dan liburan 24%. Kemudian, sejumlah 17,6% bepergian karena jenuh dengan rutinitas selama pandemi Covid-19, sebanyak 15,5% tugas atau dinas, 9,6% ingin merayakan Natal di kampung halaman, serta tradisi Nataru di luar kota 2,9%.

Adapun asal perjalanan terbesar tetap dari kawasan Jabodetabek, yakni 34,87%. Diikuti Jawa Timur 20,28%, Jawa Tengah 20,17%, Jawa Barat 16,15%, DI Yogyakarta 3,19%, Bali 2,2%, dan Banten 1,43%. Sisanya 1,71% perjalanan berasal dari selain tujuh daerah tersebut.

Sedangkan daerah tujuan perjalanan tertinggi masih ke Jawa Tengah sebanyak 24,15%. Berikutnya, Jawa Timur 19,26%, Jawa Barat 18,39%, Jabodetabek 16,54%, DI Yogyakarta 6,89%, Bali 3,91%, Banten 1,96%, Sumatra Utara 1,48%, dan Lampung 1,26%. Sisanya 6,16% menuju ke daerah lainnya.

Sementara itu, sarana transportasi yang digunakan terbanyak adalah sepeda motor 35,4%. Selanjutnya, mobil pribadi 21,7%, bus atau angkot 13,5%, KA antarkota 8,4%, pesawat terbang 7,7%, mobil sewa 6,3%, mobil travel 3,4%, kapal laut 1,2%, mobil angkutan sewa khusus (taksi online) 0,8%, kereta perkotaan (KRL, MRT, LRT) 0,7%, angkutan lainnya 0,5%, kapal penyeberangan 0,4%, dan taksi regular 0,1%.

Potensi pergerakan tertinggi dari karyawan swasta sebesar 27,65%, diikuti pelajar/mahasiswa 18,27%, dan pekerja dengan penghasilan harian/tidak tetap 13,16%. Kemudian, sebanyak 9,21% merupakan ibu rumah tangga, 9,02% wirausaha/pedangang, serta 8,9% belum mendapat pekerjaan.

177