Home Ekonomi Investasi Kesehatan Merupakan Prioritas Masa Depan Dunia Kerja

Investasi Kesehatan Merupakan Prioritas Masa Depan Dunia Kerja

Jakarta, Gatra.com- Indonesia bakal menghadapi tantangan besar untuk memulai "new normal" di bidang ketenagakerjaan. Para pekerja yang rentan terhadap peralihan teknologi  juga harus segera diberi pelatihan atau keterampilan baru.

“Skenario selama masa pandemi ini, kita masih berada pada tahapan disaster relief. Di tahap itu pemerintah  sosial masyarakat dan dukungan terhadap Usaha Kecil dan Menengah,” kata Ahli Ekonomi dan Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri dalam acara webinar Tren Masa Depan Dunia Kerja dan K3 Usai Pandemi yang diselenggarakan oleh International Labour Organization (ILO) bersama Katadata, Rabu (10/11).

Selama pandemi perusahaan diharapkan tetap berfokus pada ketahanan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pandemi juga mempercepat penerapan otomatisasi dan digitalisasi di dunia kerja.

Hal ini menuntut masyarakat untuk lebih adaptif dalam menghadapi otomatisasi proses bisnis, digitalisasi ekonomi dan munculnya bentuk-bentuk pekerjaan baru.

Tuntutan perubahan akibat pandemi mengharuskan pelaku usaha menerapkan strategi operasi dengan cara kerja baru agar bisnisnya tetap bertahan. Salah satu strategi adalah dengan berinvestasi pada kesehatan para pekerjanya.

Spesialis Bidang Ketenagakaerjaan ILO, Kazutoshi Chatani mengungkapkan upaya pencegahan penularan Covie-19 di tempat kerja perlu diperluas agar bisnis bisa kembali berjalan.

“Sekarang ini banyak perubahan dalam dunia bisnis. Teknologi lebih banyak digunakan untuk mengurangi interaksi antar manusia. Perubahan ini membuat kita harus berpikir bagaimana masa depan dunia kerja setelah pandemi berakhir,” kata Chatani.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, merasa optimis bahwa pandemi di Indonesia akan segera menjadi endemi. Dimana dalam hal ini masih ada penularan virus, namun tidak membebani fasilitas kesehatan yang ada di negara ini.

"Hal ini karena selama dua bulan ini Indonesia sudah bisa menekan dampak pandemi tersebut. “Kita sudah berhasil menekan angka orang yang sakit dengan gejala COVID-19 berat dan jumlah orang yang meninggal,” kata Pandu.

Meski demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, saat ini masih terdapat risiko yang sangat tinggi untuk menggerakan roda perekonomian secara normal. Tempat kerja merupakan lokus penularan COVID-19 yang sangat tinggi. Aktivitas di tempat kerja menjadi salah satu penentu keberhasilan penanganan pandemi.

Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Elly Rosita Silaban mengatakan, untuk menyelamatkan kehidupan para pekerja dibutuhkan kerjasama yang baik antara pekerja dengan pemerintah dan pengusaha. Pekerja tidak bisa lagi hanya menuntut hak-hak mereka kepada pemerintah dan pengusaha.

“Pekerja juga harus ikut andil untuk memikirkan bagaimana agar perusahaan tempat mereka bekerja bisa kembali menjalankan bisnisnya. Tentu saja pekerja harus sangat patuh dengan aturan kesehatan yang ditetapkan,” kata Elly.

Nah untuk mengubah pola kerja dan keterampilan yang dimiliki pekerja memiliki tantangan tersendiri di Indonesia. Chief of Corporate Human Capital Development Astra International, Aloysius Budi Santoso mengatakan bahwa mayoritas industri atau perusahaan di Indonesia 70% pekerjanya hanya lulusan SD dan SMP. Tingkat pendidikan rendah membuat pekerja sulit bertahan di era industri yang sangat dikuasai oleh teknologi.

Hal ini juga terlihat di sektor Usaha Kecil dan Menengah dimana sebagian besar pelakunya masih gagap teknologi karena pendidikan mereka rendah. “Untuk mengejar ketertinggalan ini perlu dipikirkan strategi yang pas,” kata Vice Chairperson  APINDO tersebut.

176