Pati, Gatra.com - Fahri Hamzah menyebut Indonesia saat ini krisis oposisi sebagai kontrol kebijakan pemerintah. Kelompok oposisi sebagai representasi rakyat, dinilai tidak lagi subtantif dan bahkan cenderung mati. 

 

"Dalam sistem presidensial, rakyat bisa memilih dua sekaligus, yakni presiden rule majority dan oposisi karena keduanya dipilih. Siapakah oposisi itu, ya parlemen. Parlemen tugasnya oposisi, semua anggota parlemen itu harusnya oposisi. Ini yang lemah, ini yang sudah dikangkangi lama. Gara-gara dikasih satu kursi kabinet pada diam semua," ujarnya saat berkunjung di TPI Unit II Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (11/11). 

 

Harusnya, lanjut Fahri, jangan ada istilah legislatif dikangkangi eksekutif. Sehingga pemerintahan yang sehat bisa berjalan dengan baik. 

 

"Parlemennya ini yang dianggap mati saat ini, akhirnya enggak ada lagi kritik. Padahal ini skandal demi skandal terjadi," jelas politisi Partai Gelora Indonesia itu. 

 

Bahkan "gagalnya" fungsi oposisi, dikatakan Fahri sempat ditanyakan oleh Presiden Joko Widodo kepadanya. Mengingat, presiden sangat berkepentingan agar oposisi itu dapat hidup, dengan begitu kinerja menterinya ada yang mengawasi. 

 

"Pak Jokowi kaget, kok pada diam ya. Pak Jokowi sendiri bilang ke saya, kalau parlemen itu tidak mengawasi menteri-menteri saya, lah terus apa saya mampu mengawasi menteri saya," terang mantan Wakil Ketua DPR RI itu.