Home Ekonomi Genjot Daya Saing IKM Logam di Tegal, Ini Upaya Kemenperin

Genjot Daya Saing IKM Logam di Tegal, Ini Upaya Kemenperin

Tegal, Gatra.com- Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor logam di Jawa Tengah berkontribusi positif terhadap rantai pasok industri logam nasional. Untuk meningkatkan daya saing mereka, khususnya IKM logam di Kabupaten Tegal, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Temu Bisnis IKM Logam dengan Industri Besar di Jawa Tengah, Kamis (11/11).

Gelaran tersebut mempertemukan 20 IKM logam Kabupaten Tegal di bidang casting atau pengecoran (fero dan non-fero), stamping dan machining dengan para narasumber yang berasal dari PT Krakatau Steel, PT Krakatau Perbengkelan dan Perawatan, PT Kubota Indonesia, PT Hanken Indonesia, dan PT United Tractors Pandu Engineering.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari dalam keterangannya mengatakan, temu bisnis yang digelar diharapkan bisa menjadi langkah awal IKM logam dalam menjalin kemitraan yang baik dengan industri besar.

“Strategi kemitraan merupakan salah satu upaya yang paling efektif untuk membangun industri kecil dan menengah yang mandiri karena dalam kemitraan ini IKM dapat memperoleh kepastian pasar, kepastian pasokan bahan baku serta mengharuskan dan memaksa IKM melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas, sistem manajemen, peningkatan SDM, akses Informasi, teknologi, perizinan dan hal lainnya sesuai dengan permintaan mitra," ujarnya.

Menurut Dini, kinerja IKM sektor logam yang tersebar di Jawa Tengah terbukti berkontribusi positif terhadap rantai pasok industri logam nasional, melalui produknya yang beragam, seperti produk pengecoran fero dan nonfero, produk stamping dan machining, permesinan, komponen alat berat, alat rumahtangga, dan lain sebagainya.

“Diperlukan sinergi serta kemauan yang kuat dari semua pihak dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mendorong IKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan," ujarnya.

Dini mengatakan, dalam mendorong IKM menggenjot daya saing industrinya, Direktorat Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin telah melakukan beragam pembinaan bagi IKM logam. Pembinaan yang dilakukan antara lain bimbingan teknis dalam upaya peningkatan kemampuan teknis produksi, fasilitasi mesin/peralatan untuk optimalisasi efisiensi dan produktivitas; pendampingan tenaga ahli dalam rangka pengembangan produk; restrukturisasi mesin peralatan; serta program- program dalam mempromosikan potensi IKM baik dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (ofline).

Selain itu, pada 3 September 2021 lalu, Kementerian Koperasidan UKM bersama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN melakukan sinergi dan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kemitraan Koperasi, UMKM/IKM dalam rantai pasok BUMN. Dari hasil kurasi yang dilakukan BUMN, sebanyak 9 UMKM/IKM dinyatakan lolos dan dapat menjalin kerjasama dengan 6 BUMN.

"Kegiatan temu bisnis yang dilaksanakan pada hari ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman tersebut. Dari temu bisnis ini, semoga dapat terjalin kemitraan yang baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan IKM khususnya dan masyarakat di Kabupaten Tegal pada umumnya," jelas Dini.

Dalam kesempatan kunjungan kerjanya di Kabupaten Tegal, Dini juga membuka kegiatan Sosialisasi SNI Cookware dan Flatware bagi IKM di Jawa Tengah. Sosialisasi ini dilakukan secara hybrid (ofline dan online) yang dihadiri oleh IKM alat rumah tangga di Jawa Tengah.

Menurut Dini, produk peralatan masak atau cookware dan flatware merupakan produk yang erat kaitannya dengan produk sehari-hari dalam rumah tangga, sehingga aspek kesehatan dan keamanan perlu menjadi perhatian. Di sisi lain, produk impor dari peralatan masak juga banyak mengisi pasar dalam negeri sehingga diperlukan standar dalam pembuatan produk peralatan masak.

“SNI peralatan masak (cookware) dari logam serta SNI peralatan makan dan perlengkapan masak dari baja tahan karat (stainless steel flatware) diharapkan dapat menjadi acuan bagi produk peralatan masak yang beredar di dalam negeri," ujarnya.

1584