Home Gaya Hidup Membangun Moderasi Agama, Memahami Fase Sejarah Lokal

Membangun Moderasi Agama, Memahami Fase Sejarah Lokal

Banyumas, Gatra.com – Ketua forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonosobo Dr. Zaenal Sukawi, M.A, mengatakan dunia saat ini sedang menghadapi tantangan yang sangat besar dan kompleks, terkait paham keberagaman.

Salah satunya yakni, endemi pemahaman keagamaan dan transformasi digital dengan berbagai perubahan yang sangat cepat, massif dan viral. Selain itu, saat dunia juga tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir.

Menurutnya, moderasi agama bisa diselesaikan dengan kearifan, inovasi dan kolaborasi. Daerah juga perlu menguatkan potensi daerah, identitas dan kearifan lokal dengan memahami sejarah lokalnya.

“Diperlukan keahlian berfikir tingkat tinggi dan menyelesaikan masalah kompleks, keluasan dan kedalaman ilmu dan pemahaman serta hikmah dan kearifan, dan kreatif, inovatif dan kolaboratif. Di samping itu adanya penguatan potensi daerah identitas dan kearifan lokal,” katanya, dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/11).

Sukawi menambahkan, kaitannya dengan Kabupaten Wonosobo yang mengalami tiga gelombang peradaban nusantara yaitu, sejarah peradaban Dieng yang diawali Sang Hyang Jagadnata pada awal-awal masehi, melahirkan peradaban nusantara melalui wangsa Sanjaya dan Saelendra.

Lalu pada saat proses datangnya Islam di Wonosobo dengan berbagai kesulitannya pada abad ke-13. Selanjutnya pada saat perang gerilya, perang Diponegoro yang kemudian dijadikan dasar penetapan Hari Jadi Wonosobo tanggal 24 Juli 1825.

Berdasarkan berbagai peradaban Wonosobo tersebut ada beberapa best practice (praktek-praktek baik) kerukunan dan moderasi beragama antara lain adalah menjaga kedekatan manusia dengan Tuhan, kerukunan dan kasih sayang sesama manusia, dan harmoni dengan alam dan lingkungan.

Bahwa manusia dalam menghadapi berbagai masalah dan penyelesaiannya melalui lingkar sosial, dengan berbagai tingkatannya, mulai dari keluarga, tetangga, warga, masyarakat dan link social yang lebih besar lagi.

Sukawi menegaskan, sesuatu yang lebih penting adalah tata Kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan indah dengan keteladanan pemimpin dan para tokoh.

"Kerukunan dan moderasi beragama harus diawali dari rumah kita masing-masing. Best practice ini juga sudah dipraktekkan Bupati Mas Afif Nur Hidayat dan Wakil Bupati Gus M. Albar, dengan mengangkat para ajudan lintas agama dan budaya," katanya.

1573