Pati, Gatra.com - Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, terjun ke sentra kelapa kopyor turut Desa Bakalan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Menyusul hancurnya panen kopyor, imbas dari serangan hama Wawung.
Beberapa waktu terakhir ini petani kopyor di 13 desa dari Kecamatan Dukuhseti, Tayu, dan Gunungwungkal dibuat resah dengan serangan masif hama wawung. Bahkan, akibat serangan serangga bertanduk ini, ratusan pohon kelapa kopyor produktif mengering dan akhirnya mati.
Pimpinan Laboratorium Perkebunan BPTPHP, Misqiyati mengatakan, kedatangan mereka ke Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani untuk mengendalikan serangan hama pada kelapa kopyor. Serangan hama Wawung yang dihadapi petani bisa disebabkan sejumlah faktor.
"Hari ini kita menyerahkan 25 unit alat perangkap wawung. Selain itu, kita juga memberikan 40 kilogram bubuk Metarhizium anisopliae untuk membasmi wawung di sarangnya," ujarnya, Jumat (12/11).
Kepada petani kelapa kopyor ia menegaskan pentingnya kebersihan lingkungan kebun. Mengingat hama jenis ini biasa berkembang biak pada sampah organik.
"Selain lokasi kebun yang memang harus bersih, sanitasi di sekitar lokasi pohon kelapa juga harus diperhatikan. Apalagi jika di sekitar kebun ada peternakan sapi, maka harus ada komunikasi yang baik dengan pemilik peternakan. Karena wawung sangat suka berkembang biak pada media kotoran sapi," jelasnya.
Menurutnya, yang harus menjadi perhatian adalah lokasi penempatan perangkap. Karena sifatnya yang mengundang hama wawung harus diperhatikan adalah lokasi penempatan dan arah angin.
"Diusahakan penempatan perangkap ini di tepi kebun. Dan untuk arah angin juga harus diperhatikan. Jika arah angin dari arah barat maka posisi penempatan perangkap ditempatkan di sisi barat kebun. Agar kwangwung yang datang bisa masuk ke dalam alat dan tidak masuk ke lokasi kebun," terangnya.
