Home Hukum Menteri Terlibat Bisnis PCR, Ketum Joman: Kejahatan Berlindung di Balik Regulasi

Menteri Terlibat Bisnis PCR, Ketum Joman: Kejahatan Berlindung di Balik Regulasi

Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum (Ketum) Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, turut angkat bicara terkait keterlibatan dua menteri di Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam bisnis tes usap PCR.

“Mereka ini pebisnis, jadi kalau mereka tipu rakyat di sana silakan, tetapi kita kan tidak bisa ditipu. Persoalan hukumnya biarlah proses hukum yang coba menelusuri ini. Biar bagaimanapun,” katanya dalam diskusi virtual bertema “Tanggung Jawab Menteri Luhut-Erick dalam Lingkaran Bisnis PCR?”, Jumat (12/11).

Menurutnya, saat ini terdapat semacam narasi dan mobilisasi opini yang diciptakan oleh sejumlah pihak yang menggambarkan seakan-akan kedua menteri tersebut tidak meraup keuntungan atau tidak terlibat dalam bisnis PCR ini.

“Mobilisasi opininya seakan-akan mereka tidak mengambil untung, tidak terlibat dan sebagainya. Tetapi faktanya kan mereka sudah mengakui bahwa mereka ikut terlibat dalam bisnis ini. Kemudian kita lihat juga PT-nya punya korelasi dan punya kedekatan dengan mereka semua secara langsung bahkan,” ucapnya tegas.

Selain itu, lanjut Ebenezer, pihak-pihak tersebut juga menciptakan narasi bahwa rakyat menolak PCR. Menurut Ebenezer, rakyat tidak menolak PCR, yang ditolak adalah penerapan harganya.

“Tidak ada satu pun rakyat yang menolak PCR, yang ditolak harga PCR yang menurut kami mencekik rakyat itu sendiri,” ujarnya.

Immanuel turut menyinggung kebijakan terkait kewajiban PCR sebagai syarat perjalanan yang berubah-ubah sebagai hal yang ngawur dan merupakan bentuk kejahatan yang berlindung di balik regulasi.

“Catat, ini kejahatan yang berlindung di balik regulasi. Memaksa rakyat dan bahkan memeras rakyat. Ini kan keji sekali,” lanjutnya.

Imanuel menegaskan bahwa tindakan kedua menteri tersebut merupakan bentuk kejahatan kemanusian karena menurutnya mereka berbisnis di tengah penderitaan rakyat. Ia mengaku siap untuk terus mengawal kasus ini.

308