Home Ekonomi Jadi Atensi Jokowi, Moeldoko Serap Permasalahan Peternak Ayam Petelur

Jadi Atensi Jokowi, Moeldoko Serap Permasalahan Peternak Ayam Petelur

Jakarta, Gatra.com – Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, mengatakan, persoalan yang dialami peternak ayam petelur di berbagai wilayah, termasuk Blitar, Jawa Timur (Jatim), menjadi atensi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Moeldoko menyampaikan keterangan tersebut saat menyerap berbagai keluhan yang disampaikan para peternak ayam petelur di Blitar. Salah satunya mengenai anjloknya harga telur hingga Rp12.500 per kilogram.

Moeldoko dalam keterangan tertulis KPS yang diterima di Jakarta, Jumat (12/11), menyampaikan, sengaja datang ke Blitar untuk menyerap persoalan secara langsung dari para peternak ayam petelur.

“KSP ingin mendengar suara peternak di sini karena persoalan ini sudah menjadi atensi khusus Bapak Presiden," ujarnya.

Kepada Moeldoko, sejumlah peternak menyampaikan bahwa anjloknya harga telur hingga Rp12.500 per kilogram terjadi saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli 2021.

Salah satu peternak ayam petelur yang ditemui Moeldoko, Siti Qomariah, mengatakan, harus menjual belasan ribu ekor ayam petelur miliknya dan juga merumahkan karyawan di peternakan karena anjloknya harga telur.

Siti mengungkapkan, sebelum pandemi memiliki sekitar 24 ribu ekor ayam. Saat ini, tinggal sekitar 5 ribu ekor karena dijual untuk membeli pakan. Ia juga terpaksa tidak lagi mempekerjakan 11 orang pegawai karena tidak sanggup membayar upah.

“Harga telur terus anjlok tetapi harga pakan naik. Tolong Pak Moel, negara hadir untuk kami,” katanya.

Menurut Moeldoko, berdasarkan informasi para peternak ayam petelur, terjunnya harga telur karena minimnya serapan di pasar akibat dibatasinya kegiatan atau aktivitas masyarakat. Sementara produksi telur tidak berkurang atau berjalan normal. Peternak makin merugi karena terjadi kenaikan harga pakan.

Selain faktor tersebut, lanjut Moeldoko, peternak kecil dan menengah saat ini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang ikut beternak ayam di lingkungan mereka.

Ia pun berjanji akan mendalami persoalan di atas dan mendiskusikannya dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syarul Yasin Limpo untuk mencarikan solusi untuk mempertahankan keberlangsungan usaha para peternak ayam petelur.

"Peternak rakyat kecil dengan di sampingnya ada pengusaha besar. Ini harus diatur,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini juga menyampaikan, akan segera berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menentukan solusi dari masalah yang dihadapi peternak ayam petelur.

"Pulang dari sini [Blitar] saya akan langsung koordinasi dengan Menteri Pertanian. Supaya anak-anak muda yang punya keinginan membangun usaha di sektor ini tidak collapse," ucapnya.

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah penghasil telur ayam terbesar di Indonesia. Telur-telur yang dihasilkan dari Blitar, selain untuk memenuhi kebutuhan lokal di kabupaten tersebut, juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.

521