Home Ekonomi BPS: Ekspor Riau di Bulan Oktober Mencapai US$1,82 Miliar

BPS: Ekspor Riau di Bulan Oktober Mencapai US$1,82 Miliar

Pekanbaru, Gatra.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misfaruddin mengungkapkan kinerja ekspor Provinsi Riau pada bulan Oktober mencapai US$1,82 miliar.

Angka tersebut meningkat 9,29 persen jika dibandingkan dengan capaian pada September sebesar US$1,67 miliar.

Menurut Misfarudin torehan menjanjikan tersebut dilatari naiknya komoditi ekspor migas dan non migas Provinsi Riau.

"Ada kenaikan pada kedua komoditi ekspor, migas dan non migas. Ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing mengalami kenaikan sebesar 94,07 persen dan 6,79 persen," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (16/11).

Adapun ekspor migas melonjak dari US$ 47,79 juta pada bulan September 2021 menjadi US$ 92,75 juta pada bulan Oktober 2021. Sedangkan  ekspor non migas terkatrol dari US$ 1,62 miliar pada bulan September 2021  menjadi US$ 1,73 miliar pada bulan Oktober 2021.

Misfarudin merinci, sebanyak 5 golongan komoditi non migas mengalami kenaikan dibanding September 2021. Lima golongan yang mengalami kenaikan tersebut, yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 135,56 juta, Ampas dan sisa Industri Makanan US$ 21,95 juta, dan Berbagai Makanan Olahan US$ 6,56 juta.

"Kalau dilihat, Januari-Oktober 2021 nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 49,77 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang disebabkan naiknya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 288,40 persen dan 40,89 persen," katanya.

Melonjaknya ekspor komoditi migas Provinsi Riau seiring dengan naiknya harga minyak dunia. Diketahui, harga minyak dunia saat ini berada di kisaran US$ 80 dolar per barel. Lonjakan harga tersebut dapat memberi stigma positif bagi investasi migas di Bumi Lancang Kuning.

Vice Presiden (VP Corporate Affairs PT Pertamina Hulu Rokan Wilayah Kerja Rokan, Sukamto Tamrin, menyebut jika trend kenaikan harga minyak tersebut terus terjadi maka kucuran dana investasi di Blok Rokan meningkat.

"Ya, tentu kalau harganya stabil pada kisaran US$80 dolar per barel, pendekatan teknologi untuk menambang minyak dimungkinkan seperti penerapan enhanced oil recovery (EOR). Kalau harganya seret tentu yang mau invest jadi pikir-pikir," katanya.

92