Home Sumbagsel Antisipasi Banjir, Sumsel Kerahkan 850 Personel Gabungan

Antisipasi Banjir, Sumsel Kerahkan 850 Personel Gabungan

Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mengerahkan sebanyak 850 personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Kementerian Lembaga dan sejumlah Ormas dari 17 kabupaten dan kota di wilayahnya, mengantisipasi kemungkinan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Hal itu disampaikan Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah usai apel kesiapsiagaan personel dan peralatan banjir dan tanah longsor di Jakabaring Sport Center (JSC) Palembang, Selasa (16/11).

Menurutnya, seluruh kabupaten dan kota di Bumi Sriwijaya kini mulai menaikkan status kewaspadaan bencana menjadi tingkat siaga. Karena itu, perlu antisipasi hingga kesiapan dari masing-masing wilayah untuk menghadapi bencana hidromologis, baik itu banjir maupun tanah longsor.

Dari 850 personel gabungan tersebut, lanjut Iriansyah, terdapat 163 personel BPBD provinsi setempat langsung diterjunkan ke wilayah tugas masing-masing dengan peralatan perahu karet. Peralatan telah disesuaikan dengan kebutuhan personel yang bertugas di lapangan dan juga bencana yang akan dihadapi.

“Misalnya PU itu ada eskavator kecil satu unit dan alat berat gleder satu unit. Kemudian, untuk Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII dengan peralatan berupa satu unit eskavator kecil, sedang dan besar, serta perahu karet,” ujarnya.

Adapun sejumlah daerah di Sumsel yang paling diantisipasi terjadinya tanah longsor. Mulai dari Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagaralam, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten OKU Selatan. 

“Selanjutnya untuk daerah rawan banjir itu ada di hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumsel. Ya, karena Sumsel ini didominasi dengan dataran rendah,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan sepanjang 2021 ini tercatat ada 138 kali bencana yang terjadi di wilayahnya. Rinciannya, 92 kali kebakaran rumah penduduk, 15 kali banjir, enam kali tanah longsor, 20 kali puting beliung dan lima kali banjir bandang. Kejadian ini mengakibatkan 4.874 KK/2.673 jiwa menderita, baik luka-luka atau meninggal dunia.

Dijelaskannya, kerusakan dan kerugian yang terjadi sebelumnya harus diatasi dan diantisipasi dengan segera. 

“Kita telah mempersiapkan kebutuhan di lapangan. Mulai dari pengecekan peralatan dan personel. Ini adalah kerja kemanusiaan. Alhamdulillah hingga apel hari ini, meskipun Sumsel belum ada bencana yang berarti tapi kita harus tetap siaga karena kita tak pernah tahu kapan itu (bencana) akan datang,” katanya.

1286