Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, memastikan bahwa Program SMK-D2 fast track atau Diploma Dua Jalur Cepat akan mulai aktif diselenggarakan pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang.

Melalui program ini, Wikan menyebut bahwa pelajar vokasi akan mendapat keuntungan karena bisa menyelesaikan perkuliahan lebih cepat satu semester dari program diploma dua regular. Artinya, mahasiswa vokasi hanya membutuhkan waktu 4,5 tahun untuk mendapatkan gelar sebagai Diploma Dua. 

"Selama 3 Tahun di SMK ditambah Program Diploma Dua Jalur Cepat dapat ditempuh dalam waktu 3 semester atau 1,5 tahun dengan total beban kredit minimum sebesar 72 SKS," tutur Wikan dalam Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pendampingan Penyelenggaraan Program Diploma Dua Jalur Cepat di Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/11).

Wikan mengatakan, untuk tahapan penyusunan kurikulum, program Diploma Dua Jalur Cepat terdiri dari penetapan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), penetapan bahan kajian dan pembentukan mata kuliah, serta penyusunan matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum. 

"Sehingga nantinya, kualifikasi lulusan program Diploma Dua Jalur Cepat berada pada level KKNI 4, dimana lulusan dapat menguasai prinsip dasar pengetahuan dan keterampilan pada bidang keahlian tertentu," terangnya. 

Wikan memastikan, dengan dipercepatnya para lulusan Diploma Dua, nantinya hal ini juga dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja di Industri. Karena umumnya, Industri saat ini tengah membutuhkan tenaga dengan kualifikasi penguasaan prinsip dasar pengetahuan dan keterampilan pada bidang keahlian tertentu yang selaras dengan apa yang dibawa oleh Diploma Dua. 

"Bukan hanya bekerja, para lulusan program fast track ini juga besar memilih melanjutkan studi pada tingkat Diploma empat (D4) atau sarjana terapan.l yang juga akan masuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)," tandasnya.