Home Kesehatan Deteksi Dini Pendengaran dan Penglihatan Anak

Deteksi Dini Pendengaran dan Penglihatan Anak

Karanganyar, Gatra.com -Tak sedikit ditemukan gangguan penglihatan dan pendengaran pada anak saat dilakukan deteksi dini oleh petugas puskesmas dan RSUD Karanganyar. Para orangtua pun tak menyangka buah hatinya mengalami gangguan indera sejak lama.

“Para orangtua kebanyakan tidak tahu anaknya punya masalah pendengaran. Padahal itu sangat mengganggu belajar mereka. Mempengaruhi kecerdasan. Tahunya saat masalahnya terakumulasi. Perkembangan otaknya terhambat,” kata dr Ema Nu Fitriana dari Puskesmas Karanganyar Kota di sela memeriksa pendengaran siswa SD di pendomo rumah dinas bupati Karanganyar, Selasa (23/11).

Dari 50-an anak yang diperiksanya, mayoritas berkasus. Fungsi pendengarannya terganggu akibat kotoran di teliga. Para orangtua juga salah menangani hal itu. Disebutnya, membersihkan kotoran telinga dengan cutton bud malah makin memperparah.

“Paling tepat ditangani ahlinya. Silakan berkonsultasi ke dokter. Pada prinsipnya, kotoran telinga keluar dengan sendirinya. Kita tinggal membersihkan di daun telinga. Kecuali kalau di dalamnya mengeras. Teteskan saja oil. Jika memasukkan cutton bud, kotoran bakal makin masuk,” katanya.

Puluhan peserta didik SD di wilayah Karanganyar Kota, Tasikmadu dan Jaten diundang mengikuti deteksi dini tersebut. Para orangtua bisa langsung berkonsultasi ke dokter mengenai kondisi buah hatinya.

Selain mendeteksi pendengaran, juga penglihatan di tempat yang sama. Dari RSUD Karanganyar, dr Ida Nugrahani mengatakan terlambat mendeteksi gangguan penglihatan anak dapat berakibat fatal. Hal ini diawali sikap malas belajar maupun melakukan hal-hal sederhana.

“Selama mengalami gangguan, mata kurang optimal mengerjakan fungsinya. Mempengaruhi psikologis. Bagi anak, ini harus diwaspadai. Sayangnya mata miopi dan silinder tidak seperti penyakit lainnya yang kelihatan secara fisik. Sehingga orangtua dan anak kurang memperhatikan. Pengaruhnya di sekolah saat pelajaran tidak fokus membaca di papan tulis,” katanya.

Dikatakannya, pemeriksaan penglihatan mendeteksi gangguan mata miopi atau mata minus dan silinder. Kondisi demikian banyak ditemui sejak anak usia SD. Penyebabnya beragam, sebagian karena genetika dan perilaku.

“Melihat jarak dekat dengan waktu lama. Itu mempengaruhi gangguan penglihatan,” katanya.

Sementara itu Kepala Bagian Kesra Pemkab Karanganyar, Narno mengatakan deteksi dini pengelihatan dan pendekatan anak merupakan program kerjasama  Baznas Karanganyar. Mereka yang didiagnosa membutuhkan alat bantu pendengaran atau penglihatan, dibiayai penuh.

“Ini kegiatan sekali saja. Diharapkan membantu anak memperbaiki pendengaran dan penglihatan. Karena itu modal belajar. Jika alat bantu sudah kurang layak, silakan diperbarui secara mandiri. Jika tidak mampu, silakan mengajukan bantuan ke pemerintah atau melalui Baznas,” katanya.

2642