Home Ekonomi Akhirnya, Neraca Pembayaran RI Triwulan III Surplus US$10,7 Miliar

Akhirnya, Neraca Pembayaran RI Triwulan III Surplus US$10,7 Miliar

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga. Hal tersebut tampak dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2021 yang mencatatkan surplus sebesar US$10,7 miliar atau 1,49% terhadap PDB setelah pada triwulan sebelumnya tercatat defisit US$0,4 miliar atau -0,68% terhadap PDB.

Menurut Febrio, perbaikan kinerja NPI pada triwulan III didorong oleh kinerja transaksi berjalan yang mencatatkan surplus sebesar US$4,47 miliar dan surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$6,1 miliar.

“Surplus transaksi ini menunjukan ketahanan eksternal Indonesia yang cukup kokoh, dan momentum ini masih tetap akan kita pertahankan seiring dengan dengan pemulihan ekonomi kedepannya” ujar Febrio dalam keterangannya, Selasa (23/11).

Di sisi lain, impor pada Oktober 2021 mencapai US$162,9 miliar dan secara kumulatif Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$155,3 miliar. Nilai ini mendekati nilai impor full year di 2020. Selama 2021 diperkirakan ekspor dan impor akan menunjukkan kinerja yang meningkat sehingga neraca pembayaran akan tetap mencatatkan surplus.

Dari sisi neraca jasa, peningkatan defisit neraca jasa disebabkan oleh peningkatan pembayaran (impor) jasa freight untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan impor barang. Sementara itu, neraca pendapatan primer mengalami defisit sebesar US$8,33 miliar, sedangkan neraca pendapatan sekunder tercatat surplus US$1,46 miliar, relatif stabil dan masih ditopang oleh penerimaan transfer personal.

Kinerja transaksi modal dan finansial pun mengalami peningkatan di tengah masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Tingginya kenaikan surplus terutama ditopang oleh perbaikan kinerja investasi lainnya serta surplus investasi langsung dan investasi portofolio yang masih terjaga.

Penurunan penyebaran virus Covid-19 varian delta membuat kepercayaan investor tinggi. Hal ini turut menopang terjaganya surplus aliran arus modal asing yang melalui investasi langsung hingga mencapai US$3,3 miliar. Di sisi lain, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global masih cukup tinggi terutama yang disebabkan sentimen normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat, kinerja investasi portofolio masih mampu membukukan surplus sebesar US$1,1 miliar. Dari sisi sektor publik, tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang diterima dari IMF turut menopang terjadinya surplus di investasi lainnya ini.

Berdasarkan perkembangan dari NPI di triwulan III, cadangan devisa Indonesia pada akhir triwulan III turut mengalami peningkatan menjadi sebesar US$146,9 miliar atau setara pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah. Peningkatan cadangan devisa dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta mendukung kebijakan stabilisasi nilai tukar. Kendati kinerja NPI positif, Febrio menegaskan bahwa ketidakpastian di pasar keuangan global diperkirakan masih cukup tinggi.

“Kekhawatiran dari berlanjutnya krisis energi yang saat ini terjadi di beberapa negara di dunia serta perkembangan dari kebijakan pengetatan moneter dari negara-negara maju diperkirakan akan turut mempengaruhi keberlanjutan aliran modal ke dalam negeri. Oleh karena itu, Pemerintah dan Bank Indonesia, serta otoritas terkait lainnya akan terus berkoordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi guna mendukung peningkatan kinerja NPI,"katanya lagi. 

230