Jakarta, Gatra.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, punya keinginan tinggi saat Indonesia menginjak usia 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045 mendatang. Ia ingin RI berada di posisi lima besar negara dengan ekonomi terbesar.
“Kita juga memiliki suatu harapan dan cita-cita untuk mencapai kondisi 2045, di mana Indonesia insya Allah akan merayakan kemerdekaan yang ke-100 tahun, menjadi sebuah negara yang masuk ke dalam lima ekopnomi terbesar di dunia dengan fondasi sumber daya manusia, institusi, dan infrastrukturnya yang semakin baik,” ujar Sri dalam agenda Konferensi Tahunan Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia yang digelar secara daring pada Selasa, (23/11/2021).
Untuk mencapai cita-cita itu, Sri menyatakan bahwa pemerintah tak akan melakukannya secara serampangan. Upaya sistematis harus dirancang. Terlebih lagi, cita-cita ini selaras dengan SDGs yang mencakup banyak indikator pembangunan.
Indikator-indikator pembangunan tersebut bertujuan untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM), kualitas institusi yang semakin baik, akuntabilitas yang semakin baik, dan juga dalam rangka untuk menciptakan kemakmuran yang berkeadilan, kemerataan, atau inklusivitas.
Untuk mencapai hal itu, termasuk SDGs dan cita-cita Indonesia mencapai negara yang makin maju, Sri menyatakan bahwa peranan pendanaan menjadi sangat penting.
Pendanaan tersebut bisa berasal dari negara atau APBN, pendanaan kombinasi dari APBN bersama pelaku usaha dari sektor privat, atau public-private partnership, atau peranan sektor privat sepenuhnya (stand alone), atau bahkan peranan dari filantropis dan masyarakat secara berkelompok atau individu.
“Di dalam instrumen APBN kami melakukan berbagai macam upaya agar semakin akuntabel. APBN melakukan gender-based tagging supaya kita bisa tracking apakah APBN mendukung target-target untuk mendukung gender equality,” ujar Sri.
“Kemudian kita juga melakukan climate change tagging di dalam rangka sekali lagi mengidentifikasi instrumen APBN kita yang akuntabel untuk membiayai program-program yang berhubungan dengan climate change,” tandas Sri.
