Home Internasional Presiden Belarusia: Uni Eropa Seharusnya Membayar Penerbangan Pengungsi

Presiden Belarusia: Uni Eropa Seharusnya Membayar Penerbangan Pengungsi

Minsk, Gatra.com - Presiden Belarusia Alexander Lukashenka menilai Uni Eropa lah yang seharusnya membayar penerbangan para pengungsi yang akan dipulangkan ke negara asalnya masing-masing.

"Jika mereka ingin pergi, silakan. Kami bisa mengumpulkan mereka di bandara. Tapi mengapa Anda tidak mengirim pesawat hari ini?" ujar Lukashenko sebagaimana dilansir dari Sputnik, Belarusia, Kamis (25/11).

Lukashenka dilaporkan bahwa masalah ketiadaan pesawat bagi para pengungisi itu terkait masalah pembayaran biaya penerbangan.

"Seharusnya orang-orang Eropa itu yang membayar. Mereka berkata: "Kami telah mengalokasikan dana, ribuan bahkan jutaan." Tidak ada satu sen pun uang yang sampai ke sini." tegasnya, dikutip ria novosti, Kamis (25/11).

"Sementara kita yang memberi makan dan minum orang-orang ini tidak dari uang mereka. Ini penting untuk mereka ketahui." lanjutnya.

Menurutnya, Uni Eropa harus membayar penerbangan para pengungsi di negaranya. "Berapa harga penerbangan ini? Dan tidak ada yang membayar. Biarkan Uni Eropa yang membayar," ujar Lukashenka.

Sebelumnya, Pada Rabu kemarin, juru bicara Irak Airways mengkonfirmasi bahwa maskapai tersebut akan melakukan evakuasi terhadap pengungsi asal Irak untuk diterbangkan ke Baghdad dari Minsk pada Kamis ini. 

Otoritas penerbangan Belarusia pun telah menyetujui skema tersebut. Para imigran asal Irak pun telah mulai berdatangan ke bandara Minsk pada malam sebelumnya, tetapi maskapai tersebut tiba-tiba saja membatalkan penerbangan itu.

Juru bicara Irak Airways, Hussein Jalil mengatakan bahwa penerbangan evakuasi untuk pengungsi Irak dari Minsk terpaksa ditunda tanpa batas waktu yang belum ditentukan, menyusul adanya permintaan dari Kementerian Luar Negeri Irak.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Belarusia melaporkan bahwa penerbangan untuk membawa sekelompok pengungsi Irak dari bandara Minsk ke Baghdad dibatalkan lantaran kegagalan pihak Uni Eropa untuk memenuhi perjanjian dengan maskapai Irak tersebut.

452