Home Kesehatan Tekan Angka Kematian Ibu Hamil, Kemenkes Bagikan Ratusan USG ke Puskesmas

Tekan Angka Kematian Ibu Hamil, Kemenkes Bagikan Ratusan USG ke Puskesmas

Jakarta, Gatra.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun ini menyalurkan alat ultrasonografi (USG) kepada 447 Puskesmas di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan guna menekan angka kematian ibu hamil serta menurunkan kasus stunting (gagal tumbuh).

“Tahun depan mudah-mudahan ada sekitar 4.180 USG yang kita juga bagikan ke Puskesmas,” ungkap Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, dalam peluncuran ‘Penggunaan USG untuk Skrining Faktor Risiko Kehamilan dan Persalinan di Puskesmas’, Kamis (25/11).

Merujuk hasil survei penduduk tahun 2015, Dante mengatakan bahwa terdapat sekitar 305 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup dari total 5 juta kehamilan di seluruh Indonesia.

Sementara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengamanatkan supaya angka tersebut bisa ditekan menjadi 183 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2024.

“Target agresif kita kira-kira 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Maka, kesehatan ibu harus dipantau dan dievaluasi sebelum hamil, sehingga Indonesia memiliki ibu-ibu yang sehat ketika hamil,” imbuhnya.

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan Kemenkes, diketahui sekitar 74% angka kematian ibu hamil justru terjadi di rumah sakit, akibat keterlambatan proses rujukan dan deteksi dini yang tidak optimal. Karena itu, upaya pemeriksaan pada ibu hamil mesti diperkuat.

“Pemeriksaan kehamilan yang tadinya dilakukan sebanyak 4 kali, saat ini dinaikkan menjadi 6 kali. Dua di antaranya harus pemeriksaan dokter yang berkolaborasi dengan bidan desa. Hal ini guna mendeteksi kelainan persalinan yang mungkin terjadi saat hamil,” jelasnya.

Dante menambahkan, penyaluran USG ke Puskesmas juga bertujuan untuk menekan angka kasus stunting. Dari sebelumnya sebesar 28% bisa turun menjadi 14% pada 2024. Sebab, kasus stunting perlu diidentifikasi bahkan sejak anak masih dalam kandungan.

“Kejadian stunting itu tidak saja dimulai ketika anak sudah lahir, melainkan juga karena pertumbuhan janin yang terhambat. Alat USG bisa mendeteksi hal ini, sehingga kita bisa melakukan intervensi gizi kepada ibunya jika ditemukan pertumbuhan janin terlambat,” terangnya.

Dante berharap, kehadiran alat USG di Puskesmas dapat meningkatkan deteksi dini pertumbuhan janin dan kesehatan ibu hamil. Dengan begitu, proses persalinan bisa berlangsung lebih baik dan terwujud Indonesia sehat bagi ibu dan bayi.

Alat USG yang akan didistribusikan berbentuk portabel, sehingga Dante optimistis alat kesehatan digital tersebut bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah pelosok yang selama ini membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Semoga semua upaya yang kita lakukan bisa memberikan kontribusi maksimal kepada Indonesia yang lebih sehat di masa depan. Sehingga, kualitas persalinan lebih baik, angka kematian ibu [hamil] lebih rendah, dan pertumbuhan janin lebih sehat untuk menekan angka stunting,” tuturnya.


 

1590