Home Pendidikan Kemendikbudristek: POP dan PSP Saling Dukung, Tidak Perlu Dibenturkan

Kemendikbudristek: POP dan PSP Saling Dukung, Tidak Perlu Dibenturkan

Banyumas, Gatra.com – Kepala sekolah sasaran Program Organisasi Penggerak (POP) diminta tak khawatir jika sekolahnya menjadi sekolah sasaran POP lantaran ingin mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP).

Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK), Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek, Praptono, mengatakan, kedua program tersebut sejatinya saling mendukung.

Dia mengakui sempat menemukan kasus bahwa kepala sekolah keberatan sekolahnya menjadi sasaran POP karena ingin mengikuti PSP. Padahal, nantinya sekolah sasaran POP dapat mengikuti PSP pada angkatan ke-4 PSP.

"POP ini justru akan menjadi pendorong untuk menyiapkan sekolah yang akan maju ke PSP. Tidak perlu dibenturkan keduanya, karena akan saling mendukung. Ke depan ada 20 ribu sekolah yang mengikuti PSP. Harapannya sekolah sasaran POP ikut semua," tandas Praptono, dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (28/11).

Praptono juga menjamin akan terus berlanjut ke depannya. Hal itu karena berdasar evaluasi, sejauh ini POP justru banyak memberi inspirasi dan daya jangkaunya bahkan terkadang melampaui ekspektasi Kemendikbudristek.

"Saya happy dengan program ini. Di beberapa daerah yang Kemendikbudristek gagal mengintervensi, Ormas POP justru bisa dan berhasil,” ucap dia.

Menurutnya, keberhasilan ini harus diketahui oleh masyarakat. Ormas juga harus menampilkan keberhasilan-keberhasilannya, agar publik tahu.

“Tahun 2022 kita sudah mengunci anggaran untuk POP terus berjalan, dengan waktu yang lebih panjang saya harap hasilnya lebih baik,” bebernya.

Dia juga menjelaskan, dalam mengevaluasi POP, Kemendikbudristek menggandeng lembaga Inovasi dari Australia untuk mengkaji secara kualitatif efektivitas pelaksanaan program.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI), Heni Purwono, sebagai salah satu pelaksana POP di Kabupaten Banjarnegara, mengungkapkan, pihaknya menggunakan pendekatan berbeda dalam melatih guru di 20 sekolah sasaran.

"Hasilnya memang di luar dugaan. POP yang kami jalankan bahkan juga berpengaruh pada upaya pelestarian budaya yang ada di Banjarnegara melalui media penbelajaran audiovisual,” ucap Heni.

1744