Home Politik Ridwan Kamil Akan Masuk Partai Paling Pancasilais, tapi Warna Hijau Dominan

Ridwan Kamil Akan Masuk Partai Paling Pancasilais, tapi Warna Hijau Dominan

Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan dirinya siap masuk partai politik tahun depan untuk menegaskan posisinya ikut dalam ajang pilpres 2024 atau ikut pemilihan Gubernur Jawa Barat untuk periode kedua. Meski tidak menyebutkan partai yang akan dipilih, Ridwan menyatakan bahwa partai itu memiliki citra Pancasilais.

“Saya tahu diri. Kalau enggak diterima atau tidak ada partai mengusung, paling realistis, ya menu politik saya, melanjutkan menu (pilkada) gubernur jilid dua. Tapi tahun depan saya akan masuk parpol. Saya belum tahu. Yang pasti (partai) paling Pancasilais, saya di situ,” kata Ridwan saat menjadi narasumber dalam diskusi Fisipol Leadership Forum: Road to 2024, di Kampus Fisipol UGM, Kamis (2/12).

Sehari sebelumnya, saat membuka pameran seni rupa Jawa Motekar di Jogja National Museum, Ridwan juga memberi kode parpol pilihannya lewat lukisan berjudul Perjalanan 2024.

Lukisan itu berupa goresan warna-warna dengan dominan hijau, diimbuhi kuning, sapuan biru, dan selarik merah di atasnya. Ridwan pun tak menampik bahwa parpol pilihannya cenderung berwarna hijau. Selama ini, warna hijau termasuk untuk parpol cenderung berhaluan Islam.

Namun di UGM ini ia mengungkapkan ideologi parpol tersebut. Menurutnya, partai yang akan dipilih adalah partai yang memiliki citra kuat ke ideologi Pancasila sebagai bentuk politik jalan tengah agar ia bisa diterima oleh masyarakat.

“Politik jalan tengah yang saya pilih. Bagi saya jalan tengah itu kebutuhan kita pada hari ini untuk merangkul agar tidak terlalu ke kanan dan ke kiri, meski dianggap tidak jelas,” paparnya.

Soal peluangnya untuk dicalonkan atau tidak dalam pilpres, Ridwan berkata ia hanya menunggu karena yang memiliki legitimasi untuk bisa mencalonkannya dari partai politik.

“Saya tunggu pintunya dibuka karena yang punya kuncinya kan ada di partai politik,” katanya.

Dalam diskusi secara luring dan daring di ruang seminar Fisipol UGM ini, Ridwan Kamil menyampaikan berbagai prestasi yang dicapai oleh provinsi Jawa Barat hingga saat ini. Salah satunya tahun ini berhasil meningkatkan realisasi jumlah investasi ke Jawa Barat menjadi tertinggi di Indonesia yakni Rp107 triliun untuk periode Januari hingga September 2021.

Tingginya jumlah dana investasi ini menurut Emil tidak lepas dari perannya sebagai gubernur yang harus proaktif untuk mempromosikan Jawa Barat ke banyak negara.

“Rezeki itu harus dijemput bukan ditunggu. Ibarat jaga warung, jika hanya menunggu pelanggan datang maka ekonomi tidak jalan. Kami melakukan politik ketok pintu. Bayangkan saya sepedaan dan motoran dengan banyak dubes, sampai tukaran batik dengan Dubes Korea,” katanya.

Menurutnya, ia harus keliling dunia untuk menawarkan peluang investasi dengan membawa buku khusus soal proyek investasi berikut harga yang ditawarkan.

“Itulah kenapa investasi Jawa Barat jadi nomor satu karena kita ketok pintu. Saya selalu bawa buku “menu”. Misalnya buka halaman enam, ada proyek energi, ada proyek rumah sakit, dan ini harganya. Proaktif dan ketok pintu. Rezeki harus dijemput, cuma sistemnya belum mendukung,” jelasnya.

Soal sistem yang belum mendukung tersebut, RK memberi penjelasan bahwa selama ini banyak kebijakan menunggu arahan pemerintah pusat soal kerja sama investasi dari negara lain.

Menurutnya, peluang kerja sama tersebut bisa dilakukan dari daerah secara proaktif. Padahal, Provinsi Jawa Barat tidak memiliki SDM yang memiliki kualifikasi di bidang hubungan internasional. Tenaga profesional di bidang tersebut menjadi tren saat ini dalam menjalin kerja sama internasional.

“Saya pernah bilang ke Bu Menlu, tolong kami dikasih diplomat, pegawai kemenlu tapi ngantornya ke Gedung Sate. Tapi tidak diiyakan. Akhirnya saya harus keliling dunia,” pungkasnya.

4082