Jakarta, Gatra.com – Pengamat politik, Rocky Gerung, mengungkapkan bahwa salah satu upaya terbaik untuk mengingat kepahlawanan wakil presiden pertama RI, Mohammada Hatta, adalah dengan membuat mata kuliah yang mempelajari pemikiran-pemikirannya, dan bukan membuat patung-patung sosok dirinya.

“Saya ingin ada semacam mata kuliah yang menjadi dasar bagi seluruh mahasiswa. Seluruh mahasiswa harus ambil mata kuliah itu supaya mengerti filosofi, mengerti seni, mengerti fisika,” kata Rocky dalam sebuah webinar yang digelar oleh LP3ES pada Jumat, (3/12/2021).

“Nah, mungkin Unviersitas Hatta bisa mulai dengan mata kuliah yang disebut mata kuliah dasar, yaitu Pikiran Hatta. Jadi, nama mata kuliahnya itu Pikiran Hatta. Di dalamnya juga bisa diisi dengan ide-ide kontemporer,” imbuh Rocky.

“Itu untuk menghormati Hatta. Jadi jangan Hatta dibikin patungnya yang banyak, tapi dibikin mata kuliah. Kita tidak ingin patung Bung Hatta itu ada di mana-mana. Kita ingin pikiran Bung Hatta ada di mana-mana,” tandas pengamat politik kontroversial itu.

Menurut Rocky, mata kuliah tersebut tak hanya bisa jadi pengingat jasa-jasa Bung Hatta, tetapi juga menjadi sumber ilmu pengetahuan, terutama tentang filsafat, ilmu sosial, dan etika.

Kata Rocky, proposal pembuatan mata kuliah di Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat, ini bisa diusulkan kepada menteri terkait. “Itu sebetulnya lebih bagus karena ini akan jadi investasi ilmu pengetahuan ketimbang kita bikin BPIP yang nggak ada isinya,” ucapnya.

“Jadi, jadikan Hatta itu sebuah mata kuliah yang di dalamnya kita sekaligus mengingat sejarah Hatta, tapi kita sekaligus kita bisa bikin proyeksi bahwa Hatta mendeteksi lebih awal problem-problem dunia,” tegas Rocky.

Rocky menyampaikan pemaparannya tersebut dalam rangka diskusi publik daring yang membahas tentang salah satu seri Karya Lengkap Bung Hatta yang bertajuk “Buku 7: Filosofi, Ilmu, dan Pengetahuan” yang dikarang dan diterbitkan oleh LP3ES pada tahun 2020 lalu.